Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

3 Cara Mengoptimalkan Perkembangan Anak Usia Dini

Pendidik Rumah Main Cikal Surabaya, Kanaya Bella Safitri berpendapat bahwa orang tua perlu memiliki kesadaran penuh untuk mengenali dan memahami perkembangan emosi anak terhadap kondisi lingkungan sekitarnya.

Lebih lanjut, Kanaya mengatakan dalam hal pengasuhan anak usia dini dari sisi emosional dan mental anak tersebut, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan seperti perkembangan emosi anak, faktor-faktor yang memengaruhi perkembangan emosi anak, dan fase perkembangan emosi anak.

Untuk membantu para orangtua, Kanaya memaparkan bagaimana cara mengoptimalkan perkembangan anak usia dini, seperti disampaikan kepada Kompas.com dalam keterangan resmi.

3 Hal yang penting dilakukan orangtua untuk anak usia dini

1. Mengenali dan memahami perkembangan emosi anak

Kanaya mengatakan kepekaan orangtua untuk memahami secara penuh perkembangan emosi anak dan melakukan pendampingan dalam pengenalan emosi dan pengelolaannya di keseharian akan memberikan banyak dampak positif pada anak, termasuk mencegah timbulnya tindakan destruktif yang disebabkan oleh ketidakmampuan pengelolaan emosi.

Gangguan kesehatan mental yang terjadi pada anak dapat terjadi karena adanya ketidaksiapan anak untuk dalam menyikapi kondisi lingkungan di sekitarnya. Oleh karena itu, perlu kesadaran orangtua dalam memahami perkembangan emosi anak sejak usia dini.

“Tentu, hal tersebut perlu lebih diperhatikan. Kenapa? Karena perasaan-perasaan negatif yang anak-anak rasakan tanpa pendampingan, seperti kecewa, marah, malu, dapat mengarah pada tindakan destruktif anak yang bersumber pada ketidakmampuan anak dalam mengelola dan mengenali emosi,” jelas Kanaya.

2. Memahami faktor yang memengaruhi perkembangan anak usia dini

Orangtua juga perlu memahami faktor-faktor mendasar yang dapat memengaruhi perkembangan anak sejak usia dini seperti faktor ekonomi, biologis, pola asuh, dan juga lingkungan.

“Ada banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi anak usia dini, bisa beberapa contohnya seperti faktor ekonomi, biologis, pola asuh, dan lingkungan,” urai Kanaya.

Lingkungan dan pola asuh tersebut menjadi salah satu faktor yang harus dikendalikan penuh oleh orangtua untuk dapat mengontrol lingkungan mana yang mau dipijak anak di stage awal kehidupan mereka dan pola asuh bagaimana yang ingin kita terapkan kepada mereka.

3. Mengetahui fase perkembangan emosi anak usia dini

Orangtua juga perlu memahami tahapan perkembangan emosi anaknya sejak usia dini.

Lima tahun pertama anak merupakan fase Golden Ages atau masa emas untuk perkembangan anak, sehingga penting bagi orangtua untuk dapat hadir dan berkelanjutan melakukan pendampingan dan eksplorasi sekitar, termasuk mengenalkan emosi pada anak.

Lebih lanjut, Kanaya menyebutkan fase lima tahun pertama adalah fase yang penuh tantangan. Kadangkala, para orangtua sulit dalam menghadapinya, mengingat anak seringkali akan tantrum, cemburu, marah-marah tanpa alasan, atau menangis dan sebagainya.

“Pengasuhan anak usia dini adalah fase yang cukup sulit bagi para orang tua menghadapinya. Karena fase tersebut adalah fase dimana perkembangan kepribadian anak terjadi. Di dalam fase ini mungkin kerap kali kita akan menemui sikap-sikap anak yang kurang baik, seperti tantrum, marah tidak jelas, cemburu, dan lain sebagainya,” tutur Kanaya.

Di fase lima tahun pertama ini, tentunya merupakan fase yang istimewa karena anak-anak usia dini tengah membentuk kepribadian dan karakter diri, sehingga dalam hal ini, Kanaya sebagai pendidik jenjang PAUD mengingatkan agar orang tua dapat membantu anak mengenali emosinya dengan baik.

“Mereka sedang berusaha untuk dapat mengenali dan mengontrol emosi mereka. Sehingga dalam fase perkembangan kepribadian ini terjadi sangat penting adanya dampingan dari orang dewasa yang memiliki kemampuan untuk membantu anak mengenali emosi mereka dan dapat menyalurkan emosinya dengan baik,” ucapnya.

Untuk semakin memahami fase perkembangan emosi anak di lima tahun pertama, Kanaya menguraikan sebagai berikut.

Fase perkembangan emosi anak di lima tahun pertama

1. Usia 0 - 18 bulan : Membentuk kepercayaan dan rasa aman

Di fase ini, anak-anak usia 0-18 bulan sedang berada di tahap membentuk kepercayaan, sehingga orangtua atau pengasuh harus peka dan memberikan rasa aman untuk mereka untuk dipercaya.

2. Usia 18 bulan - 36 bulan (3 tahun) : Membentuk rasa ragu, malu, dan ingin mandiri

Di masa toddler (usia 18 bulan-3 tahun), anak-anak sedang berada di tahap terbentuknya rasa ragu-ragu, malu-malu, dan perasaan kemandiriannya. Di fase ini, anak-anak akan mencoba banyak hal. Apabila mereka dilarang dan dimarahi, maka akan menjadi ragu atau takut untuk mengeksplorasinya kembali.

3. Usia 36 bulan - 72 Bulan (3 tahun-6 tahun) : Membentuk inisiatif dan memiliki rasa bersalah

Fase terakhir ini adalah masa awal kanak-kanak (usia 3-6 tahun). Anak-anak sudah memiliki inisiatif dan memiliki rasa bersalah. Di dalam fase ini anak sudah dapat bertanggung jawab dan memiliki keterlibatan dalam lingkungan.

https://edukasi.kompas.com/read/2022/12/27/183349271/3-cara-mengoptimalkan-perkembangan-anak-usia-dini

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke