Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

5 Cara Penanganan Hipertensi dari Akademisi UM Surabaya

KOMPAS.com - Menjaga kesehatan sangat penting bagi siapa saja. Maka dari itu, pola hidup bersih dan sehat harus dilakukan.

Namun, bagaimana jika tubuh seseorang sedang sakit? Terlebih jika mengalami tekanan darah tinggi, maka perlu cara penanganan hipertensi yang tepat.

Terkait hipertensi, Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya) Ira Purnamasari membagikan tipsnya.

Menurutnya, hipertensi menyebabkan perubahan pada pembuluh darah yang mengakibatkan makin tingginya tekanan darah seseorang.

Oleh sebab itu, penanganan dini pada hipertensi sangatlah penting guna mencegah timbulnya komplikasi pada beberapa organ tubuh yakni pada jantung, ginjal, dan otak.

"Beberapa literatur menjelaskan bahwa hipertensi berhubungan erat dengan morbiditas dan mortalitas penyakit kardiovaskuler," ujarnya dikutip dari laman UM Surabaya.

Dijelaskan, hipertensi merupakan kondisi dimana tekanan darah sistolik lebih dari 120 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 80 mmHg.

Adapun beberapa gejala bisa muncul sebagai tanda bahwa sistem tubuh lainnya telah terpengaruh oleh hipertensi.

Biasanya ditandai seperti:

Cara penanganan hipertensi

Untuk itulah dia memberikan tips atau cara penanganan hipertensi, yakni:

1. Menurunkan berat badan

Naik atau turunnya berat badan seseorang tergantung pada jumlah kalori yang dikonsumsi dan jumlah kalori yang dibakar oleh tubuh saat beraktivitas.

Asupan kalori berlebihan yang tidak disertai dengan aktivitas fisik dapat membuat berat badan naik, hal ini dikarenakan kalori yang tidak terpakai akan disimpan dalam tubuh sebagai lemak.

Seseorang yag memiliki berat badan berlebih atau obesitas dianjurkan untuk menurunkan berat badan hingga mencapai berat badan ideal.

"Dikarenakan memiliki risiko yang lebih tinggi dalam pembentukan plak hingga mempersempit pembuluh darah. Kondisi ini akan membuat jantung harus bekerja lebih keras dan mengakibatkan hipertensi," jelasnya.

2. Olahraga

Sedang cara kedua ialah olahraga atau latihan meningkatkan lipoprotein berdensitas tinggi (HDL).

Melakukan olahraga yang teratur khususnya berjalan kaki, jogging, bersepeda, berenang dan senam dapat menurunkan tekanan darah sebanyak 5–10 mmHg.

Olahraga dapat dilakukan selama 30-60 menit sebanyak 3-5 kali dalam seminggu. Olahraga membantu meningkatkan kadar HDL atau kolesterol baik dalam darah. Kadar HDL yang lebih tinggi berhubungan dengan risiko penyakit jantung yang lebih rendah.

"Olahraga bagi pengidap hipertensi juga berfungsi untuk meningkatkan detak jantung dan pernapasan. Sehingga secara efisien dapat menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah dalam tubuh," tutur dia.

3. Kurangi stres

Pada saat seseorang mengalami stres, hormon adrenalin akan dilepaskan dan kemudian akan meningkatkan tekanan darah melalui kontraksi pembuluh darah arteri (vasokontriksi) dan peningkatan denyut jantung.

Jika stres berlanjut, tekanan darah akan tetap tinggi sehingga orang tersebut akan mengalami hipertensi. Selain hormon adrenalin, hormon kortisol juga meningkat.

Akibatnya tubuh akan menyimpan banyak lemak, memicu peningkatan berat badan hingga menyebabkan hipertensi.

Adapun penderita hipertensi dapat mengendalikan stres dengan beberapa cara yakni teknik relaksasi, meditasi, yoga, atau kegiatan lain yang disukai.

4. Batasi natrium

Natrium banyak terkandung dalam garam. Asupan tinggi natrium dapat menyebabkan tubuh menahan air dengan tingkat melebihi ambang batas normal tubuh sehingga meningkatkan volume plasma, curah jantung dan tekanan darah menjadi tinggi.

Mengurangi konsumsi garam natrium pada pasien hipertensi merupakan salah satu intervensi nutrisi yang dilakukan sebagai usaha untuk mengontrol tekanan darah.

5. Batasi konsumsi alkohol dan tembakau

Sedang cara penanganan hipertensi yang terakhir ialah dengan membatasi konsumsi alkohol dan rokok.

Merokok dapat menyebabkan hipertensi akibat zat-zat kimia yang terkandung dalam tembakau terutama nikotin yang dapat merangsang saraf simpatis sehingga memicu kerja jantung lebih cepat.

Sementara konsumsi minuman beralkohol secara berlebihan juga berdampak pada peningkatan kadar kortisol dalam darah, sehingga meningkatkan aktivitas Rennin-Angiotensin Aldesterol System (RAAS) dan menyebabkan tekanan darah tinggi atau hipertensi.

https://edukasi.kompas.com/read/2023/01/19/173706671/5-cara-penanganan-hipertensi-dari-akademisi-um-surabaya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke