Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

PresUniv Pertahankan Capaian Jumlah Mahasiswa Asing Terbanyak

KOMPAS.com - Sejak tahun 2017 hingga 2022 President University (PresUniv) berhasil mempertahankan capaian sebagai perguruan tinggi dengan jumlah mahasiswa asing tingkat sarjana (S1) terbanyak se-Indonesia.

Itu berarti selama lima tahun berturut-turut PresUniv sekaligus menjadi perguruan tinggi yang paling diminati oleh mahasiswa asing untuk melanjutkan kuliahnya di jenjang S1 dibandingkan dengan berbagai perguruan tinggi lainnya di seluruh Indonesia.

Sebagai gambaran, merujuk data situs https://izinbelajar.kemendikbud.go.id/ tahun 2017 yang dirilis oleh Direktorat Kelembagaan Kemendikbud Ristek, sebanyak 6,9 persen dari seluruh mahasiswa asing S1 yang kuliah di Indonesia memilih PresUniv sebagai kampus pilihan.

Pada tahun berikutnya, tahun 2018, persentasenya meningkat lagi menjadi 7,2 persen. Kemudian untuk tahun 2019 persentasenya masih naik menjadi 8,3 persen.

Untuk tahun 2020, merujuk data di situs tersebut, tercatat tidak ada mahasiswa asing yang mendaftar kuliah S1 di Indonesia.

Ini karena pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia dan seluruh dunia membuat pergerakan manusia lintas negara menjadi terhenti untuk sementara waktu. Setahun kemudian, yakni tahun 2021, ribuan mahasiswa asing kembali mendaftarkan diri untuk kuliah S1 di Indonesia.

Selama tahun 2021, menurut data Direktorat Kelembagaan, tercatat ada 3.896 mahasiswa asing yang kuliah di Indonesia. Dari seluruh jumlah tersebut, sebanyak 5,3 persen di antaranya memilih melanjutkan kuliahnya di PresUniv.

Kemudian untuk tahun 2022, Direktorat Kelembagaan mencatat dari seluruh mahasiswa asing yang kuliah di berbagai perguruan tinggi negeri maupun swasta di Indonesia, sebanyak 8,8 persen di antaranya memilih untuk kuliah di PresUniv.

Persentase ini bahkan menjadi capaian tertinggi bagi PresUniv jika dibandingkan dengan persentase tahun-tahun sebelumnya.

Meski begitu ketika bergabung dengan PresUniv, ungkap Prof. Chairy, ada saja mahasiswa asing maupun asal Indonesia yang masih kurang fasih dalam berbahasa Inggris. 

"Belajar bahasa Inggris itu persis seperti orang belajar berenang. Cara paling cepat bagi setiap orang yang ingin bisa berenang adalah bukan belajar teori berenang di dalam kelas, tetapi langsung menceburkan diri di kolam renang.

Begitulah metode yang kami terapkan untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam berbahasa Inggris," jelasnya.

Maka, sejak semester pertama, semua kegiatan perkuliahan dan kegiatan apa pun di PresUniv langsung menggunakan bahasa Inggris.

Materi perkuliahan di kelas, saat mengerjakan tugas, menyampaikan materi presentasi, diskusi kelompok, hingga saat ujian, menyusun tesis, dan saat sidang tesis, semua menggunakan bahasa Inggris.

Begitu pula untuk kegiatan non akademik, seperti berbagai lomba, aktivitas klub dan organisasi kemahasiswaan, semua menggunakan bahasa Inggris.

Kemampuan berbahasa Inggris seluruh mahasiswa juga semakin terasah karena pada tahun pertama mereka semua diwajibkan untuk tinggal di asrama. Selama di asrama, akan ada banyak kegiatan yang membuat mahasiswa Indonesia dan mahasiswa asing saling berinteraksi satu sama lain. 

Dalam kondisi demikian, bahasa yang mereka pakai untuk berdialog adalah bahasa Inggris. “Jadi, karena lingkungan memaksa seluruh mahasiswa untuk berkomunikasi dengan bahasa Inggris, maka kemampuan mereka pun semakin terasah,” tegas Prof. Chairy.

Terekspos Lingkungan Internasional

Hadirnya mahasiswa asing bukan hanya meningkatkan kemampuan dalam berbahasa Inggris atau bahasa asing lainnya, tetapi juga menciptakan lingkungan internasional.

“Lingkungan semacam ini penting untuk membentuk karakter mahasiswa agar menjadi lebih terbuka, toleran terhadap beragam perbedaan, mau mengenal dan saling memahami, mau memberi dan menerima.

Karakter semacam ini sangat penting bagi siapa pun yang ingin menjadi warga global,” ucap Prof. Chairy. Kemampuan berinteraksi dan terekspos dengan lingkungan internasional juga sangat penting bagi mahasiswa yang ingin berkarier sebagai profesional atau melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi.

“Mahasiswa juga akan lebih mudah berkarier di perusahaan multinasional, bahkan di luar negeri sekalipun, karena sejak kuliah sudah terbiasa dengan lingkungan internasional,” kata Handa S. Abidin, Wakil Rektor Bidang Akademik.

Pengalaman terekspos dengan lingkungan internasional juga terbukti mampu meningkatkan kinerja lulusan saat melanjutkan kuliahnya ke jenjang S2 atau S3 di universitas-universitas terkemuka di dunia.

Contohnya M. Rizki Nugraha Dharma Nagara atau yang akrab disapa Deris Nagara. Lulusan Program Studi Hubungan Internasional, Presuniv, itu sempat mengikuti program pertukaran mahasiswa dan sekaligus magang di Hogeschool van Arnhem en Nijmegen (HAN) di Arnhem, Belanda. 

Setelah lulus dari PresUniv, dan sempat bekerja selama beberapa lama, Deris mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan kuliahnya di School of International and Public Affairs (SIPA), Columbia University, Amerika Serikat.

Baru beberapa bulan kuliah di sana, berkat pengalaman dan pergaulannya di lingkungan internasional, Deris terpilih sebagai Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) di SIPA, Columbia University.

Saat ini selain menjadikan bahasa Inggris sebagai kemampuan dasar, PresUniv juga mendorong seluruh mahasiswanya untuk menguasai salah satu bahasa asing lainnya, seperti bahasa China, Jepang, Korea, Prancis atau bahasa asing lainnya.

Untuk itu Presuniv menyiapkan beberapa pelatihan bahasa asing dan bekerja sama dengan berbagai pihak. Contohnya, PresUniv membuka kelas bahasa Korea yang bekerja sama dengan Mokpo National University (MNU), Korea Selatan. Dua dosen didatangkan langsung dari MNU untuk mengajar bahasa Korea.

https://edukasi.kompas.com/read/2023/02/08/141445771/presuniv-pertahankan-capaian-jumlah-mahasiswa-asing-terbanyak

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke