Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

FTBIN 2023, Terobosan untuk Lahirkan Penulis Muda Karya Sastra Daerah

Kompas.com - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) menghimpun para penulis muda berbakat guna meningkatkan minat masyarakat terhadap pelestarian bahasa daerah melalui Festival Tunas Bahasa Ibu Nasional (FTBIN) 2023.

Kepala Badan Bahasa, E. Aminudin Aziz mengatakan, para penulis cerpen muda dapat menjadi penerus penulis karya sastra daerah di masa depan di daerahnya masing-masing.

“Model pembinaan yang intensif dan berkelanjutan seperti ini kami yakini akan menjadi solusi untuk mengurangi kekhawatiran hilangnya minat penutur muda bahasa daerah dalam berkarya sastra, khususnya bahasa daerah mereka sendiri,” ungkap Aminudin dilansir dari laman Kemendikbud Ristek.

Pada kesempatan yang sama, dua siswa pemenang lomba menulis cerpen berbahasa daerah yakni Maria Gloria Easter Atek, siswa kelas 8 SMP Negeri 2 Merauke, Papua Selatan, dan Aura Kasih Berlian siswa kelas 6 SD Negeri No. 1 Dompu, Nusa Tenggara Barat, menceritakan pengalaman mereka dalam mengikuti lomba.

Gloria menuliskan cerpen dengan judul “Ehe Alam Ehe Adaka Kawadeheb Made Apam Kamem He Mandow Epe” (Mencegah Banjir di Musim Penghujan). Tema cerpen tersebut dipilih karena Kota Merauke tempat Gloria terkenal dengan keindahan alamnya.

Namun, wilayah tersebut kerap mengalami banjir terutama setelah hujan deras turun. Oleh karena itu, dirinya terinspirasi untuk membuat cerpen tentang bagaimana mencegah banjir.

Gloria juga didampingi oleh gurunya yaitu Martina Serli Julio Esos. Martina mendukung cerpen yang diangkat Gloria karena Kabupaten Merauke memiliki dataran yang lebih rendah daripada laut.

“Cerpen ini juga menjadi motivasi kaum muda yang ada Kabupaten Merauke untuk lebih banyak mengumpulkan ide-ide dan semangat dalam berpendidikan. Mari kita gali dan angkat bahasa daerah agar tidak punah sampai generasi mendatang,” ucap Martina.

Berikutnya ada Aura Kasih Berlian yang menulis cerpen dalam bahasa Mbojo yang mengangkat kisah tentang seorang kakak laki-laki yang sangat menyayangi adiknya tetapi adiknya menunjukkan sikap yang berlawanan dan tidak mau mendengarkan. Kemudian, sang adik pun menyadari tentang sikapnya yang kurang baik dan meminta maaf kepada kakak laki-lakinya.

“Pesan yang terkandung dalam cerpen ini yaitu agar para kakak laki-laki di luar sana dapat menjaga dengan baik,” ungkap Berlian.

Berlian mengaku senang bisa mengikuti FTBI 2022 karena acara ini, kemampuan menulis yang ia miliki semakin terasah.

“Terutama setelah mengikuti rangkaian pelatihan singkat selama empat hari,” ucapnya.

Berlian juga didampingi oleh gurunya yakni Sulfiani. Sulfiani merasa bangga karena anak didiknya memiliki bakat yang bagus dalam bidang menulis. “Dalam empat hari dia bisa membuat dua cerita,” tutur Sulfiani.

Sulfiani menjelaskan bahwa tahap pembuatan cerpen selama empat hari melewati beberapa proses.

Pertama, anak-anak bebas untuk mencari tema sendiri, setelah itu pembimbing akan meminta anak-anak untuk memilih gagasan yang akan mereka kembangkan menjadi satu cerita.

Setelah karya sudah selesai ditulis tangan, para pembimbing membantu mengetiknya.

Kemudian, cerita-cerita tersebut akan diteruskan ke kurator untuk diperiksa. Jika ada diksi yang tidak sesuai, maka akan diubah dengan kata yang lebih baik.

https://edukasi.kompas.com/read/2023/02/24/171245871/ftbin-2023-terobosan-untuk-lahirkan-penulis-muda-karya-sastra-daerah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke