Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Cerita Yon dan Chitra, Ciptakan Ratusan Lagu dan Konten untuk Anak Indonesia

KOMPAS.com - Pernahkah orangtua saat membuka YouTube untuk anak menemukan konten berisi lagu dan video edukatif karya Lagu Anak Indonesia BaLiTa?

Jika iya, maka orangtua sudah menonton satu karya anak bangsa yang berfokus pada edutainment bagi anak-anak. Chanel tersebut kini sudah diikuti 10,1 juta subscriber dan memiliki 596 konten video.

Channel Lagu Anak Indonesia BaLiTa digagas oleh Chitra Astrian bersama sang suami Yon Tanto. Bermula dari hanya berdua, Chitra dan Yon kini sudah membuka banyak lapangan kerja bagi pekerja kreatif Indonesia, untuk sama-sama menciptakan konten edukatif bagi anak Indonesia.

Konten milik BaLiTa tak cuma berisi lagu anak-anak. Ada banyak konten belajar menghitung, membaca, makan buah dan sayur serta kumpulan nursery rhymes, hewan, aktivitas anak-anak, dan lainnya.

“Balita itu brand yang kami pakai, kepanjangan dari 3 karakter utama kami, yaitu Baba (gajah), Lili (burung nuri), dan Tata (monyet). Berawal dari channel YouTube Lagu Anak Indonesia BaLiTa,” ujar Chitra, saat diwawanca Kompas.com beberapa waktu lalu. 

Perbanyak lagu untuk anak Indonesia

Awal mula memiliki ide membuat konten anak-anak bermula dari Chitra ketika menjadi Kepala Sekolah TK di Bali tahun 2013-2015.

"Pada saat itu, saya berpikirnya gini, kenapa lagu anak-anak kok itu-itu aja. Waktu itu guru TK setiap bulan harus cari bahan ajar, misalnya tema tentang alamku juga memilih lagu yang dipakai. Kalau temanya alam, lagu yang dipakai lagu Lihat Kebunku. Atau tidak Pelangi. Ya itu lagi itu lagi," tambahnya.

Ia juga merasakan sendiri lagu anak-anak yang tersedia kebanyakan lagu tahun 90-an. Misalnya Trio Kwek Kwek, Joshua, dan lainnya.

"Setelah kami cari, kok tidak ada ya lagu anak kekinian. Adanya tahun 90an, lagu lama yang sering kami nyanyikan. Nah, karena mas Yon (suami) punya background musik dan animasi, jadi kami bikin konten Balita dan yang nulis liriknya," tambah dia.

Lebih lanjut, BaLiTa saat itu hadir ketika industri content creator mulai bergeliat. “Peluangnya ada, kebutuhannya ada, besar banget, waktu kita mulai konten anak itu belum seberapa banyak,” ungkap Chitra.

Setelah konten BaLiTa makin disukai banyak orang, Chitra semakin kreatif dan semangat membuat konten anak-anak. Chitra yang saat itu menjadi Kepsek pun mencoba membuat list dari kurikulum TK.

"Pelajaran di TK itu kami breakdown. Lagu bertema rumah, kami ambil dari pelajaran mengenai rumah. Atau mengenai soft skill apa saja sih yang anak punya, kami buatkan lagu juga," tambah alumni Unair ini.

Inspirasi terbesar konten BaLiTa juga berasal dari pengamatan pertumbuhan anak mereka.

"Hampir 90 persen konten kami inspirasinya anak kami. Misalnya saat anak belajar makan sih. Ngeliat anak kecil pertama makan seru. Di tahap anak saya belajar makan, banyak lagu tentang buah," kata dia.

Usia BaLiTa, kata Chitra hampir sama dengan usia putri mereka yakni sekitar 5 tahun.

"Sehingga konten yang kami buat, menyesuaikan pengamatan dari anak kami," ungkapnya.

Latar belakang pendidikan dan pekerjaan Chitra yang mendukung, membuat konten BaLiTa semakin kreatif dan edukatif. Ia merupakan lulusan S1 Unair jurusan Ilmu Komunikasi dan S2 The University of Manchester jurusan Digital Technologies, Communications and Education.

Selain pernah menjadi kepsek, Chitra juga dekat dengan dunia psikologi. Ia adalah Co Founder klinik psikologi bernama DearAstrid.

Sementara Yon, sang suami yang membuat aransemen lagu dan animasi adalah lulusan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) jurusan Despro dan sudah berpengalaman sejak 2008 hingga kini menjadi Co-Founder Solar Studio.

Yon mengatakan, untuk desain konten BaLiTa terinspirasi dari hewan asli Indonesia.

Baba si Gajah berasal dari Sumatera punya sifat pemalu yang sabar, berhati besar, setia tetapi melankolis, dan sedikit penakut

Lalu, ada Lili si Burung pintar dari Indonesia Timur memiliki sifat kritis, dan yang paling dewasa di antara dua karakter lainnya.

"Juga ada Tata si Monyet dari Kalimantan sifatnya pemberani yang periang, dominan, dan berjiwa pemimpin, tetapi temperamen, dan sedikit nakal. Jadi ketiganya ini ada kelebihan dan kekurangan," kata Yon.

Yon menyebut, video-video BaLiTa didesain untuk menstimulasi kecerdasan anak supaya lebih bisa mengenali benda-benda sederhana di kehidupan sehari-hari, dan juga mengembangkan imajinasinya.

"Harapannya juga bisa jadi sarana belajar orangtua bersama anak-anak. Orangtua bisa ikut bernyanyi dan memperagakan musik kepada anak dari chanel kami," tambah Yon.

Tak cuma lagu, BaLiTa terbitkan buku anak

Sejauh ini sudah banyak buku BaLiTa di jual di toko buku seperti Gramedia. Misalnya Seri Balita Cerdas. Tahun 2023, BaLiTa meluncurkan buku mewarnai.

"Awal kami membuat buku, karena saya suka beli buku dan saya duka ngerjain buku mewarna bareng anak. Seru sekali membuat buku bagi anak-anak dari analisa kami berdua," tambahnya.

Yon dan Chitra mengatakan melalui seri buku-buku dan konten lainnya, BaLiTa berusaha untuk menuntun orang tua dan anak untuk bisa bersama-sama menggunakan 'kacamata' anak.

"Masalah terbesar bagi orangtua tentang parenting adalah mereka suka lupa kalau mereka bukan anak-anak lagi, sehingga menimbulkan sifat kurang memaklumi anak ketika sang anak sedang berada di masa eksplorasi," kata Chitra.

Hingga akhir tahun 2022 kanal Lagu Anak Indonesia Balita telah mencapai 10 juta subscriber serta mendapatkan penghargaan berupa Youtube Family & Kids Most Viewed Video 2022 dan YouTube Diamond Play Button.

"Melalui konten-konten edukatif, BaLiTa berusaha meningkatkan valuenya agar bisa menjadi komoditas yang membanggakan untuk negara Indonesia, dan bisa juga dinikmati oleh negara lain," pungkas Yon.

https://edukasi.kompas.com/read/2023/02/27/154820371/cerita-yon-dan-chitra-ciptakan-ratusan-lagu-dan-konten-untuk-anak-indonesia

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke