KOMPAS.com - Biasanya, lulus dari Jurusan Hubungan Internasional (HI) memilih untuk bekerja sebagai diplomat. Tetapi tidak bagi alumnus yang satu ini.
M. Hafizh Putranto, alumnus Program Studi HI Universitas Brawijaya (UB) angkatan 2018 justru punya passion di bidang wirausaha.
Hingga akhirnya dia menciptakan usaha dari sampah organik. Hal itu karena Hafizh melihat dari keadaan sekitar ada masalah sampah organik.
Sampah itu tentu kian banyak dan dapat mengganggu keseimbangan lingkungan, sampai kemudian dia membuat atau menciptakan ngalamaggot.
Menurut dia, ada tiga poin utama dalam usaha ini yakni:
1. Pengelolaan sampah organik secara tepat menjadi pakan ternak berprotein tinggi dan sisanya menjadi pupuk.
2. Budidaya pengembangan produk dalam Maggot BSF.
3. Pengembangan produk dengan KasGot (Bekas Maggot) sebagai produk organik.
Namun, ia menyatakan meski lulusan HI yang banyak menjadi duta besar ataupun diplomat, Hafizh terjun dalam usaha wirausaha tetap membuatnya dekat dengan HI.
"Kalau di HI membahas decision making dan negosiasi. Ilmunya itu sebenarnya kepakai banget waktu berusaha," ujarnya dikutip dari laman UB, Rabu (1/3/2023).
"Bedanya cuma di scope aja, kalau di HI lebih ke negara sedangkan waktu usaha lebih ke usaha kita sendiri. Contoh waktu negosiasi sama peternak atau mitra usahaku, jadi kepakai," jelas Hafizh.
Tentu, dia tetap mengalami tantangan. Hanya saja Hafizh punya prinsip usaha yang bisa sampai besar didapatkan dari bagaimana bisa manajemen waktu.
Ketika waktu kerja maka yang dilakukan adalah bekerja dan sebaliknya ketika jam istirahat atau libur digunakan untuk istirahat atau libur.
Ternyata, Hafizh dan timnya juga menerapkan prinsip One Man’s Trash Is Another Man’s Treasure.
Yakni apa yang kamu buang bisa jadi itu sangat berharga bagi orang lain. Sampah organik yang kamu pandang sebelah mata bisa jadi berharga secara ekonomis.
https://edukasi.kompas.com/read/2023/03/04/141245871/lulus-jurusan-hi-hafizh-justru-ciptakan-usaha-dari-sampah-organik