KOMPAS.com - Peranan guru dalam mengembangkan kualitas pendidikan di Indonesia menjadi salah satu kunci utama yang harus diperhatikan.
Sebagai sosok pusat dalam kegiatan belajar anak di sekolah, guru juga harus memiliki kompetensi yang terus diperbarui agar sesuai perkembangan zaman karena akan mempengaruhi peningkatan kualitas pendidikan.
Namun, pada realitanya peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia masih banyak menemui kendala terutama dalam akses pengembangan profesi guru.
Melihat permasalahan tersebut, Putera Sampoerna Foundation (PSF) mengembangkan program School Development Outreach (SDO) sebagai upaya dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia terutama di wilayah 3T (terdepan, terluar, tertinggal).
Chairman Board of Executives Putera Sampoerna Foundation, George Yudistira Irawan menjelaskan ada beberapa masalah utama yang perlu dihadapi dalam pendidikan di Indonesia, yaitu terkait kompetensi guru, pengelolaan atau manajemen sekolah yang masih kurang akuntabel, juga ketersediaan akses pada pendidikan berkualitas internasional.
“Melalui program School Development Outreach, kami telah merangkul 33.661 guru di wilayah 3T agar mereka lebih berdaya dalam keterampilan mengajar, mengelola sekolah, dan pengembangan karier, sehingga nantinya akan berdampak kepada para murid dan pendidikan secara umum,” tutur George.
Lebih lanjut, program SDO sendiri memiliki tiga turunan kegiatan, yaitu Teacher Learning Center, Lighthouse School Program, dan Guru Binar. Masing-masing program ini dibuat untuk memfasilitasi tantangan-tantangan yang dihadapi para guru.
Teacher Learning Center merupakan organisasi belajar mandiri bersifat struktural dan sistematis yang dijalankan oleh guru terpilih sebagai solusi untuk menyikapi keterbatasan akses guru dalam mendapatkan layanan pengembangan profesi.
Lewat program ini, para guru diberikan pelatihan secara daring yang dapat diakses kapan saja dan di mana saja. Pelatihan guru yang diberikan meliputi survei analisis kebutuhan, pembuatan modul, serta sistem tata kelola dan kemampuan manajerial.
Selanjutnya ada Lighthouse School Program yang merupakan program peningkatan kualitas sekolah secara holistik dan intensif untuk mewujudkan sistem manajemen sekolah yang akuntabel.
Dalam program ini, PSF-SDO akan secara langsung ikut terjun ke masing-masing sekolah selama tiga tahun dengan target mempersiapkan sekolah menjadi sekolah model yang berkualitas dengan mencapai atau melampaui Standar Nasional Pendidikan (SNP).
Lighthouse School Program didukung oleh guru-guru berkualitas yang menitikberatkan kesiapan sekolah model pada STEM (Science, Technology, Engineering and Mathematics), Bahasa Inggris, dan praktik pembelajaran internasional.
Program terakhir dalam PSF-SDO adalah Guru Binar. Program ini hadir sebagai respon terhadap pandemi Covid 19 yang berdampak pada akses pengembangan profesional guru di Indonesia.
Lewat program ini, para guru dapat mengikuti pelatihan dan beragam pengembangan profesionalisme yang holistik, terintegrasi, dan sistematis yang dilakukan secara daring.
Hingga saat ini, ketiga program pengembangan guru PSF-SDO telah memberikan dampak positif dan berkelanjutan bagi para guru. Lighthouse School Program telah berbagi praktik baik bagi peningkatan kualitas guru di Indonesia kepada lebih dari 3000 guru dan manajemen sekolah.
Selain itu, lebih dari 16.000 guru dan manajemen sekolah telah mendapatkan akses pengembangan profesi dari Teacher Learning Center. Untuk program Guru Binar, sudah ada lebih dari 11.000 guru telah aktif menggunakan platform Guru Binar dan memfasilitasi lebih dari 40 kelas daring.
“Saya sudah mengikuti Guru Binar dan banyak mendapat pengetahuan yang bisa diintegrasikan di kelas. Pendekatan tersebut sangat mumpuni untuk mengaktifkan siswa, berkolaborasi, berkomunikasi, berpikir kritis, kreatif, dan percaya diri untuk tampil di depan kelas,” jelas Kurdi, seorang guru asal SDN 1 Beleka Lombok Tengah yang menjadi salah satu peserta program Guru Binar.
Juliana selaku Head of Program & Development, Putera Sampoerna Foundation – School Development Outreach menyebutkan bahwa ketiga program tersebut telah memberikan dampak positif bagi para guru dan sekolah di 19 kota di Indonesia.
“Proses belajar mengajar berlangsung lebih efektif dan menyenangkan sehingga memudahkan para murid menyerap ilmu. Para guru juga mendapatkan pengakuan atas kompetensi dalam belajar mengajar, sistem pengelolaan sekolah dan pengembangan karir. Dari kemampuan guru dan kegiatan belajar mengajar yang lebih efektif dapat meningkatkan nilai murid,” ucap Juliana.
https://edukasi.kompas.com/read/2023/04/14/160000171/school-development-outreach-psf-kerek-potensi-30.000-guru-daerah-3t-