KOMPAS.com - Penyakit asma merupakan peradangan kronik saluran napas yang menyebabkan penyempitan dan hipereaktivitas saluran napas.
Asma dapat mengenai semua umur, namun lebih sering pada usia anak dan dewasa muda.
Dokter Spesialis Paru RS UNS (Universitas Sebelas Maret) Dr. Hendrastutik A dan Dokter Spesialis Paru RS UNS dr. Brigitta Devi Anindita memberikan informasi mengenai gejala asma hingga cara mencegahnya.
Hendrastutik mengatakan, gejala asma seperti terjadi batuk, sesak napas, napas berbunyi (mengi), dan dada terasa berat.
Hendrastutik menjelaskan, gejala asma mempunyai ciri khas. Seperti, sering kali timbul bila ada faktor pencetus, dapat berulang dan diantaranya ada periode bebas serangan.
"Sering memburuk pada malam hari atau dini hari, dapat reda dengan pengobatan dan terkadang dapat reda tanpa pengobatan," papar Hendrastutik.
Cara mencegah dan mengendalikan asma
Dokter Spesialis Paru RS UNS dr. Brigitta Devi Anindita menambahkan, untuk mencegah dan mengendalikan asma bisa dilakukan lewat beberapa cara, yakni:
1. Menghindari penggunaan kasur dan bantal kapuk.
2. Menggunakan kasur dan bantal sintesis.
3. Mengganti sprei secara teratur (setidaknya seminggu sekali).
4. Berhenti merokok.
5. Menghindari asap rokok.
6. Olahraga teratur misalnya saja senam asma dan berenang.
7. Menggunakan masker bila menyapu lantai atau di tempat yang berisko terkena debu atau polusi, Menjaga kebersihan perabotan rumah.
8. Mengusahakan tidak memakai karpet di dalam rumah atau kamar tidur.
Selain itu juga bisa patuh dalam menggunakan obat pengontrol yakni teratur sesuai anjuran dokter.
"Penderita asma juga bisa menghindari penggunaan kipas angin karena bisa menerbangkan debu, bila menggunakan AC, bersihkan filter secara rutin, penuhi gizi yang cukup dan seimbang,” ujar dr. Brigitta.
dr. Brigitta menekankan, asma tidak dapat sembuh, namun dapat dikendalikan agar gejala tidak muncul dan dapat hidup normal.
Tanda asma terkendali yaitu dalam 4 minggu terakhir tidak pernah terbangun malam hari karena gejala asma serta gejala asma yang timbul kurang dari dua kali dalam seminggu.
Agar asma terkendali gunakan obat asma secara teratur dengan teknik yang benar, obat pereda atau pelega jarang digunakan kurang dari dua kali dalam semingu serta aktivitas tidak terganggu karena asma.
"Jangan lupa untuk tetap terapkan perilaku hidup bersih dan sehat ya, serta segera melakukakan pemeriksaan ke fasilitas kesehatan terdekat apabila memerlukan penanganan khusus dalam pengendalian asma," pungkas dr. Brigitta.
https://edukasi.kompas.com/read/2023/05/17/173741971/dokter-rs-uns-sebut-ciri-khas-gejala-asma-dan-cara-mencegahnya