Applied Science Academy (ASA) merupakan program pembelajaran berbasis riset untuk siswa yang menawarkan mentorship dari para profesional di bidang energi terbarukan, bioteknologi, ilmu komputer, ilmu pangan, dan berbagai bidang lainnya.
Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan literasi ilmiah dan teknologi yang maju, menanamkan keterampilan berpikir kritis, berkomunikasi, mengembangkan pemikiran kolaboratif, inventif, sikap cepat beradaptasi, cepat mendengar, dan cepat belajar pada siswa di awal karir mereka.
Sebanyak 28 siswa menghadirkan hasil penelitian dari 28 topik berbeda yang mereka kembangkan selama satu tahun di luar jam belajar sekolah.
Beberapa hasil penelitian yang ditampilkan dalam ASA seperti permainan Tetris yang digabungkan dengan sistem penglihatan artificial intelligence (AI) dan dikemas sebagai aktivitas olahraga, generator energi gelombang laut, lantai yang mengumpulkan energi dari langkah kaki, serta sistem pengumpulan energi panas yang mampu menyimpan energi panas skala kecil.
Eden Steven selaku Direktur ASA menjelaskan bahwa program ini dapat memperkaya pembelajaran di dalam kelas melalui model pembelajaran berbasis riset di luar jam sekolah. Siswa diizinkan untuk menjelajahi dan meneliti berbagai topik menarik yang diminati bersama dengan para mentor ahli di bidangnya.
“Di sini kita mengembangkan suatu konsep pembelajaran baru di mana anak-anak dapat mengaplikasikan hasil belajar dari dalam kelas ke dalam proyek yang nyata, sehingga kelak mereka dapat memiliki suatu kecintaan yang lebih lewat karya-karya mereka,” ujar Eden dalam peluncuran pameran sains ASA.
Eden menambahkan, dalam pameran tahun ini ASA menghadirkan banyak pengalaman baru lewat zona interaktif yang bisa dicoba oleh para pengunjung pameran.
“Untuk pameran tahun ini, kami akan menghadirkan pengalaman baru melalui zona interaktif. Kami akan memamerkan TennBot, sebuah robot yang melacak dan melemparkan bola tenis kepada pemain. Pengunjung juga dapat mencoba AutoMate, sebuah sistem kamera deteksi objek untuk mobil yang membantu mengingatkan pengemudi yang tidak waspada untuk berhenti ketika ada objek di depannya," tambah Eden.
Salah seorang peserta ASA 2023, Phoebe Bintoro membagikan pengalamannya selama mengikuti dan mempersiapkan pameran hasil penelitian yang dilakukannya.
“Saya masuk ke ASA saat masa covid. Jadi banyak banget restriksi buat saya tidak bisa ke laboratorium, tidak bisa ke tempatnya Dr. Eden buat mengerjakan proyeknya. Jadi pada tahun pertama itu agak tersendat, tapi setelah satu tahun dan laboratorium mulai dibuka kita bisa mulai langsung melakukan semua yang sudah kita rencanakan,” kata Phoebe saat membagikan kesulitan yang dialaminya selama mengerjakan proyek ASA.
Heesun Yoon, salah satu alumni ASA juga membagikan pengalaman yang mengubah hidupnya dengan akademi tersebut.
"Menjadi bagian dari ASA adalah pengalaman yang sangat berharga bagi saya. Program ini memungkinkan saya untuk mengembangkan pengetahuan dan memupuk pengalaman yang siswa SMA pada umumnya tidak bisa dapatkan, dan itu masih membantu saya dalam pendidikan perguruan tinggi saya. Ini juga berkat bertemu mentor yang baik yang sangat mendukung pekerjaan saya," ujar Yoon.
https://edukasi.kompas.com/read/2023/05/26/180000771/lewat-pameran-sains-puluhan-siswa-unjuk-karya-penelitian