KOMPAS.com - Sebagian besar mahasiswa pasti memiliki ponsel pintar yang dilengkapi dengan kamera. Maka tak heran jika dunia fotografi dekat dengan mahasiswa.
Meski demikian, untuk menghasilkan suatu foto yang baik belum tentu semua orang bisa. Apalagi jika foto tersebut bisa menggambarkan suatu cerita.
Terkait hal itu, Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Desain, Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Universitas Negeri Surabaya (Unesa) menggelar Workshop Fotografi dengan tema ‘Potret Bercerita’ di kampus setempat, Jumat (2/6/2023).
Dalam sambutannya, Koordinator Program Studi (Korprodi), Desain Komunikasi Visual (DKV), Unesa, Marsudi, S.Pd., M.Pd., mengatakan, workshop tersebut menjadi kegiatan rutin yang diselenggarakan HMJ Desain untuk meningkatkan skill mahasiswa dalam bidang fotografi.
"Kemampuan memotret sekarang penting sekali dipelajari dan didalami, tidak hanya untuk kebutuhan story atau status media sosial, tetapi bisa menopang profesi bidang desain pun fotografi itu sendiri. Apapun karir ke depan, tampaknya kita punya nilai lebih kalau kita bisa fotografi," ujarnya dikutip dari laman Unesa.
Memotret tak sekedar asal jepret saja
Adapun workshop menghadirkan Aditya Ari Aldiansyah, yang merupakan Winner of 18 National Photography Competition dan Finalis B&W Photography Peksiminas XIV 2022.
Ia mengatakan bahwa memotret tidak sebatas membuka kamera lalu jepret. Namun, ada aspek-aspek yang perlu diperhatikan agar bisa menghasilkan foto yang bagus, seperti komposisi, angle hingga ekspresi.
"Agar bisa memotret dengan bagus kayaknya sekarang bisa dilakukan siapa saja. Asal ada pemandangan bagus seperti taman, pantai atau pegunungan kita foto bisa dapat gambar yang bagus," kata dia.
Akan tetapi foto tidak sekadar bagus saja, namun juga harus bisa bercerita kepada yang melihatnya.
Dijelaskan, foto bercerita merupakan gambar yang bisa menyampaikan makna kepada yang melihatnya tanpa harus diberi keterangan atau caption.
Agar bisa menghasilkan foto yang seperti itu, maka perlu belajar segitiga exposure yang wajib dipahami oleh siapapun yang mau mendalami fotografi.
Kemampuan dasar dalam segitiga exposure meliputi aperture, shutter speed, dan ISO. Ketika pemahaman tentang ini sudah ada di luar kepala, memotret bukan lagi hal yang sulit.
"Tak perlu khawatir, kita bisa belajar segitiga ini mandiri bisa dengan melihat tutorial di internet, bisa juga lewat camerasim.com," imbuhnya.
Tips hasilkan foto bercerita
Pada kesempatan itu, Aditya menjelaskan 9 tips hasilkan foto bercerita, yakni:
1. Rule of third. Komposisi dua banding tiga yang terbagi dalam dua garis vertikal dan horizontal untuk menentukan objek utama foto.
2. Balancing elements yang berarti bagaimana cara kita untuk memposisikan beberapa elemen sehingga tercipta keseimbangan antar elemen dalam frame.
3. Leading lines yaitu konsep menambahkan garis sebagai media untuk memfokuskan penikmat foto langsung kepada objek utama yang diinginkan oleh si juru potret. Ini juga bisa digunakan untuk pengisi elemen frame foto.
4. Viewpoint yang mana ketika satu objek yang sama difoto dari angle yang berbeda akan menghasilkan foto yang berbeda pula.
5. Background, bagian yang perlu diperhatikan juga pada saat memotret. Saat akan mengambil foto, pemilihan background yang terlalu mencolok akan mengurangi daya tarik dari objek utama yang pemotret inginkan.
6. Symmetry and pattern yang dapat menambah kekuatan sebuah foto ketika ada penambahan unsur garis dan pola tertentu yang dilakukan secara berulang.
7. Framing yang bisa juga berfungsi untuk menguatkan objek utama.
8. Cropping yang dilakukan ketika dalam suatu frame terdapat elemen yang tidak diperlukan yang bisa berdampak pada berkurangnya fokus terhadap objek utama foto.
9. Experiment, ini juga faktor yang mampu membuat benda atau objek yang biasa menjadi sesuatu yang berbeda dengan sudut pandang yang berbeda.
https://edukasi.kompas.com/read/2023/06/04/061700871/workshop-unesa-bagikan-9-tips-hasilkan-foto-bercerita