Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Psikolog ITS: Ada 3 Cara Menghadapi Kecemasan Berlebihan

KOMPAS.com - Terkadang, seseorang sering merasa cemas. Tapi jika sampai berlebihan itu yang tidak baik. Sebab bisa mengganggu aktivitas sehari-hari.

Bahkan pikiran kita akan terganggu dan membuat tidak nyaman. Maka dari itu, seseorang harus bisa bersahabat dengan rasa cemas agar tidak berlebihan.

Psikolog Medical Center Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Fatimatuzzakiyah, SPsi., MPsi., Psikolog., membagikan tipsnya.

Di Indonesia, hasil survei Indonesia Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS) menyebutkan bahwa gangguan cemas—gabungan antara fobia sosial dan gangguan cemas merupakan gangguan yang paling banyak diderita oleh remaja umur 10 hingga 17 tahun.

Menurut artikel dari Kementerian Kesehatan Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan, fobia sosial atau kecemasan sosial merupakan kecemasan akibat merasa selalu diperhatikan.

Akibatnya, seseorang akan merasakan ketidaknyamanan dan stres akibat ekspektasi dirinya akan bertindak tidak tepat dan mendapatkan kesan negatif dari sekitarnya pada suatu situasi sosial.

Menanggapi hal tersebut, Zakiyah mengungkapkan, kecemasan sejatinya merupakan hal yang wajar untuk dimiliki setiap orang.

Hal ini merupakan antisipasi terhadap berbagai kemungkinan yang dapat terjadi di masa depan.

Namun sayang, dengan adanya perkembangan internet dan keterbukaan informasi saat ini, tidak jarang seseorang malah mengantisipasi hal-hal kurang penting yang kelak menimbulkan kecemasan sosial.

Adapun kecemasan dapat dikategorikan berlebih jika telah memengaruhi kesehatan mental. Pengaruh ini terlihat jika aktivitas sehari-hari menjadi terganggu.

Misalnya tugas yang tidak terselesaikan, tidur tidak nyenyak, serta datangnya demotivasi dalam hidup.

"Tanda-tanda ini dapat menjadi indikator bahwa kecemasan yang kita rasakan telah berlebih dan memerlukan tindakan untuk meluruskannya kembali," ujarnya dikutip dari laman ITS, Minggu (4/6/2023).

Cara menghadapi kecemasan berlebihan

Meski demikian, guna menghadapi kecemasan berlebihan terdapat tiga tahapan yang dapat digunakan, yakni:

1. Tahapan yang pertama adalah dengan memvalidasi keberadaan perasaan tersebut dengan mengakui bahwa perasaan tersebut nyata.

"Menyadari bahwasanya kita sedang cemas akibat suatu hal dapat menjadi langkah awal untuk memperbaiki kecemasan," imbuh dia.

2. Tahapan kedua ialah dengan mempertimbangkan kembali pikiran-pikiran yang menjadi alasan kecemasan.

Seseorang dapat menantang pikirannya dengan mempertanyakan kebenaran dari sumber kecemasan yang timbul, apakah perasaan yang dirasakan merupakan bahaya yang dapat berdampak bagi dirinya.

"Melalui cara ini, kita dapat menguraikan dan mengejar asal muasal dan hal pemicu kecemasan yang sedang dialami," katanya.

3. Langkah ketiga yaitu kembali berfokus pada tindakan apa yang dapat dilakukan terhadap kecemasan tersebut.

Dengan menggolongkan mana saja yang dapat dikendalikan dan apa yang berada di luar kendali, kita dapat menyadari batasan diri kita.

Hal tersebut dapat mengingatkan kita kembali atas prioritas yang kita miliki dan bertindak sesuai dengan kapasitas.

Jadi, menurut Zakiyah, ketiga tahap ini dapat menjadi antisipasi dan pertolongan pertama untuk mengatasi kecemasan yang sewaktu-waktu timbul dalam kehidupan.

Tetapi jika perasaan yang muncul terasa di luar kendali, seseorang dapat membagikan ceritanya kepada teman dekat, keluarga, hingga bantuan psikolog profesional untuk melepaskan beban yang dirasakan.

https://edukasi.kompas.com/read/2023/06/07/060700771/psikolog-its--ada-3-cara-menghadapi-kecemasan-berlebihan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke