KOMPAS.com - Kesehatan menjadi hal yang sangat penting bagi siapa saja. Sebab jika sakit, maka semua aktivitas akan terganggu.
Salah satu penyakit yang banyak dialami masyarakat Indonesia ialah gagal ginjal. Ada dua pemicu dari gagal ginjal.
Dosen Divisi Ginjal Hipertensi Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga (Unair) dr. Decsa Medika Hertanto, Sp.PD, FINASIM., memberikan penjelasan.
Menurutnya, gagal ginjal kronis merupakan suatu kondisi yang mana ginjal tidak berfungsi lagi sebagaimana mestinya.
Ginjal memiliki fungsi seperti membuang racun, menyaring cairan berlebih, mengontrol tekanan darah dan lain sebagainya.
"Penyakit ini tidak ada gejala pada saat awal stadium, spektrumnya juga luas sehingga gejalanya bermacam-macam," ujarnya dalam program Dokter Edukasi Dokter Unair TV, Jumat (16/6/2023) seperti dikutip dari laman Unair.
Ia juga menjelaskan, gejala yang terjadi pada penderita penyakit gagal ginjal sangat beragam. Namun yang paling sering masyarakat temui adalah akibat hipertensi (tekanan darah tinggi) dan kencing manis.
Dikatakan, kedua penyakit tersebut tidak menimbulkan gejala awal bagi penderita. Selain kedua penyakit itu, risiko terkena penyakit gagal ginjal juga bisa penderita autoimun alami.
Yaitu orang yang mengonsumsi obat-obatan pereda nyeri tanpa resep dokter dan penyakit batu ginjal atau infeksi saluran kemih.
"Selain itu, faktor usia dan konsumsi makanan serta pola hidup sehat juga bisa mempengaruhi. Apalagi pola hidup sehat yang makin menurun dapat meningkatkan risiko gagal ginjal," kata dia.
Adapun hipertensi dan kencing manis merupakan silent killer yang tidak memiliki gejala awal, tetapi jika sudah mencapai titik komplikasi tertentu bisa menyebabkan kondisi yang fatal hingga menyebabkan kematian.
Kedua penyakit itu seringkali tidak dianggap serius oleh masyarakat karena tidak memiliki keluhan yang signifikan.
Konsumsi obat yang tidak teratur dapat mengakibatkan tekanan darah naik maupun gula darah naik yang berakibat pada kerusakan ginjal.
Kondisi itu sering disalahpahami oleh masyarakat bahwa kerusakan ginjal terjadi akibat terlalu sering mengonsumsi obat untuk hipertensi maupun diabetes.
Tetapi justru sebaliknya, mengonsumsi obat hipertensi dan kencing manis secara teratur bisa mengurangi risiko kerusakan ginjal.
"Justru itu, kedua obat ini melindungi ginjal karena bisa mengontrol tekanan darah dan mengontrol gula darah. Sehingga dapat mencegah risiko kerusakan ginjal," terangnya.
Tak hanya itu saja, ginjal juga bisa rusak jika terlalu sering mengonsumsi jamu-jamuan yang mengandung Bahan Kimia Obat (BKO). Terutama yang mengandung steroid dan pereda nyeri.
Tentu penggunaan kedua bahan itu secara terus-menerus tanpa ada indikasi dapat menimbulkan peningkatan risiko penyakit ginjal. Sedangkan, mengonsumsi soft drink secara berlebih juga dapat merusak ginjal.
Ini karena mengonsumsi minuman soft drink berlebih mengandung gula yang sangat tinggi memicu penyakit glukosa yang dapat memicu kerusakan ginjal.
"Kenapa soft drink dapat memicu kerusakan ginjal, ya karena asal mulanya dari kencing manis maupun hipertensi tadi," tandas dr. Decsa.
https://edukasi.kompas.com/read/2023/06/19/192700271/dosen-fk-unair--2-pemicu-gagal-ginjal-patut-diwaspadai