KOMPAS.com - Stroke merupakan salah satu penyakit yang bisa menyebabkan penderitanya lumpuh bahkan meninggal.
Tercatat penderita stroke yang meninggal, memiliki angka 11 persen dari total jumlah kematian di suruh dunia. Biasanya stroke dialami oleh orang lanjut usia atau lansia.
Tetapi kali ini, orang dengan usia muda atau sekitar 20 tahun sampai 45 tahun bisa mudah terserang stroke.
Angka penderita stroke juga tak kecil. Data American Stroke Association sebanyak 17 juta orang mengalami stroke setiap tahun, dan diperkirakan setiap 40 detik ada 1 orang mengalami stroke, dan setiap 3 menit seseorang mati karena stroke. Amerika sebagai negara maju, dilaporkan sebanyak 439 orang meninggal setiap hari akibat stroke.
Dalam 3 dekade terakhir, sejumlah hasil penelitian telah mempublikasikan mengenai kejadian stroke pada usia muda, antara usia 20 hingga 45 tahun, yaitu mencapai 3.589 orang.
Jadi, apa saja penyebab stroke yang bisa menyerang anak muda yang berusia pada rentang umur 20 tahun?
Penyebab stroke usia muda
Firman Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) Universitas Muhamadiyah (UM) Surabaya menyebutkan angka kasus stroke yang menyerang usia muda.
Misalnya data Riset Kesehatan Dasar, Kemenkes RI tahun 2018, melaporkan bahwa kasus stroke di Indonesia pada usia di atas 15 tahun terus meningkat signifikan, yaitu sekitar 10,9 hingga 11 orang dari 100 orang usia muda mengalami stroke. Sedangkan 5 tahun sebelumnya hanya sekitar 7/100 orang.
“Stroke di usia muda berakibat pada beban sosial ekonomi yang lebih berat, sebab masalah umum yang terjadi ketika mengalami stroke, akan terjadi lumpuh atau keterbatasan menggerakkan anggota tubuh, gangguan kognitif, persepsi dan gangguan kemampuan berbicara,” ujar Firman dilansir dari laman UM Surabaya.
Akibat dari stroke, bisa menyebabkan seseorang tidak lagi bisa produktif dan bekerja, padahal butuh biaya pengobatan yang tidak sedikit.
Firman menyebutkan penyebab risiko stroke pada orang tua dan usia muda tidaklah sama, faktor risiko yang umum terjadi pada orang tua adalah hipertensi, penyakit jantung, dan diabetes melitus.
Sedangkan faktor risiko pada usia muda, adalah dislipidemia dengan angka kasus 60 persen, merokok sebanyak 44 persen dan hipertensi sebanyak 39 persen.
Firman menjelaskan, faktor tersebut ada pada sebuah penelitian yang menyebut
meningkatnya angka perokok dan minuman beralkohol menyebabkan anak muda mudah terserang stroke.
Selain itu penggunaan obat-obatan terlarang atau narkoba juga menjadi faktor risiko terjadinya stroke pada kelompok usia muda.
“Penggunaan amfetamin memiliki risiko 5 kali lebih besar mengalami stroke dibandingkan dengan anak muda yang bukan pengguna obat tersebut. Sementara kokain memiliki risiko 2,33 kali lebih besar mengalami stroke daripada mereka yang bukan pengguna. Karena itu, inilah alasan mengapa di negara maju seperti Amerika kasus stroke dan kematian akibat stroke sangat tinggi,” imbuh Firman lagi.
Cara mencegah stroke pada usia muda
Firman mengaskan kasus stroke di usia muda harus mendapatkan perhatian secara serius, karena memiliki dampak buruk jangka panjang yang sangat besar.
Oleh karena itu, yang masuk golongan usia muda harus rajin mencari tahu apa saja faktor penyebab stroke.
“Yang perlu dilakukan adalah pencegahan dini, dengan cara melakukan edukasi kepada masyarakat khususnya anak muda, agar menghindari beberapa faktor risiko stroke di atas, serta melakukan cek kesehatan secara rutin. Dengan demikian kejadian stroke di usia muda dapat ditekan dengan baik,” pungkas Firman.
https://edukasi.kompas.com/read/2023/07/21/075700871/cek-3-penyebab-stroke-di-usia-muda-kata-dosen-um-surabaya