Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Perlawanan Sultan Agung terhadap VOC, Info bagi Siswa

KOMPAS.com - Sejak bangsa Belanda datang ke wilayah Indonesia melalui pelabuhan Banten sekitar 1596 dan tahun 1598 banyak kapal Belanda kembali ke negerinya dengan membawa muatan rempah-rempah, akhirnya timbul keinginan untuk menguasai Indonesia.

Maka dari itu, dimulailah penjajahan Belanda di Indonesia ditandai melalui pembentukan Kongsi Dagang Verenigde Oostindische Compagnie (VOC).

Tentu yang bertujuan menghilangkan persaingan diantara sesama pedagang Belanda di Indonesia agar bisa bersaing dengan pedagang Eropa lain yang ada di Indonesia.

Meski demikian, para pemimpin kerajaan yang ada di Nusantara (Indonesia) tidak tinggal diam. Ada banyak perlawanan bangsa Indonesia terhadap VOC.

Perjuangan bangsa Indonesia pada periode ini meliputi pada masa sejak dibentuknya VOC tahun 1602 sampai dibubarkannya VOC pada tahun 1799.

Salah satu perlawanan bangsa Indonesia terhadap Belanda ialah Sultan Agung. Dilansir dari laman Repositori Kemendikbud Ristek, ini info bagi para siswa yang belajar sejarah.

Perlawanan Sultan Agung terhadap VOC

Siapa yang tidak kenal dengan tokoh raja terkenal dari mataram Islam? Sultan Agung adalah raja yang paling terkenal dari kerajaan Mataram yang mempunyai cita-cita:

1. Menyatukan seluruh tanah Jawa di bawah panji-panji Mataram.

2. Mengusir kekuasaan asing dari Bumi Mataram.

Adapun keinginan kuat untuk mengusir VOC disebabkan oleh beberapa faktor antara lain:

1. Kehadiran Kompeni Belanda di Batavia dapat membahayakan kesatuan negara yang dalam hal ini Monopoloi yang dilakukan oleh VOC.

2. VOC selalu menghalang-halangi kapal dagang Mataram yang akan berdagang ke Malaka.

3. VOC tidak mau mengakui kedaulatan Mataram.

Pada tahun 1626 Sultan Agung telah mempersiapkan pasukan untuk mengusir VOC, tanda-tanda pertama bahwa orang Mataram akan merencakan sesuatu yang luar biasa adalah penutupan hampir seluruh pantai Jawa atas perintah Tumenggung Baureksa dari Kendal selaku pimpinan perang.

Pada 22 Agustus 1628, Tumenggung Baureksa (Panglima tertinggi armada Jawa) tiba di pelabuhan Batavia dengan 50 kapal yang lengkap dengan perbekalan yang sangat banyak selanjutnya datang lagi 7 kapal Mataram yang akan menuju Malaka singgah dulu ke Batavia.

VOC berkeinginan untuk menghalang-halangi datangnya kapal-kapal Mataram namun tidak membuahkan hasil.

Pasukan Mataram dibawah pimpinan Tumenggung Baurekso, ditambah dengan pasukan yang di pimpin oleh Agul-Agul yang dibantu oleh pasukan di bawah Sura Agul-Agul dan dibantu oleh Kiai Dipati Mandurareja dan Upa Santa.

Datang pula laskar orang-orang Sunda di bawah pimpinan Dipati Ukur. Pasukan Mataram berusaha mengepung Batavia dan melakukan penyerangan dari berbagai tempat.

Terjadilah pertempuran sengit antara pasukan Mataram melawan tentara VOC di berbagai tempat. Tetapi kekuatan tentara VOC dengan senjatanya jauh lebih unggul, sehingga dapat memukul mundur semua lini kekuatan pasukan Mataram.

Tumenggung Baureksa sendiri gugur dalam pertempuran itu. Dengan demikian serangan tentara Sultan Agung pada tahun 1628 itu belum berhasil.

Serangan Sultan Agung yang kedua juga gagal

Mataram sangat kehilangan atas kepergian para pahlawan Mataram di medan pertempuran, dan perjuangan yang telah gugur tidak boleh dihentikan justru harus dilanjutkan.

Sultan Agung pun segera menyusun rencana untuk melakukan penyerangan kembali VOC, namun sayang rencana penyerangan Sultan Agung yang kedua ini telah diketahui oleh VOC.

Lumbung-lumbung beras yang sudah dipersiapkan oleh oleh Sultan Agung dihancurkan oleh VOC, begitu juga 200 buah kapal Mataram dihancurkan VOC.

Walaupun pasukan Mataram dapat menghancurkan benteng Hollandia dan menguasai benteng Bomel.

Pada saat berkecamuknya perang antara Mataram dan VOC terdengar berita bahwa Gubernur Jendral J.P Coen meninggal tepatnya tanggal 21 September 1629.

Kejadian ini membuat semangat Mataram kembali menyala, sengan sisa-sisa pasukan dan perlengkapan yang ada terus melakukan penyerangan, disisi yang lain VOC yang sedang berduka menjadi semakin marah kepada Mataram.

Dengan mengandalkan persenjataan yang lebih baik dan lengkap, akhirnya VOC dapat menghentikan serangan-serangan pasukan Mataram.

Pasukan Mataram semakin melemah dan akhirnya ditarik mundur kembali ke Mataram. Dengan demikian serangan Sultan Agung yang kedua ini juga mengalami kegagalan.

https://edukasi.kompas.com/read/2023/07/26/090943071/perlawanan-sultan-agung-terhadap-voc-info-bagi-siswa

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke