Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengenal Formasi Pasukan 17, 8, dan 45 dalam Paskibraka

KOMPAS.com - Menjelang peringatan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 2023, sebagian siswa akan bergabung menjadi pasukan pengibar bendera atau biasa disebut Paskibraka.

Siswa yang terpilih menjadi Paskibraka bisa saja bergabung dalam Paskibraka tingkat kabupaten/kota (kantor bupati/walikota), provinsi (Kantor Gubernur), dan di tingkat nasional (Istana Merdeka).

Saat kamu bergabung menjadi anggota Paskibraka, ada tiga formasi pasukan yang perlu kamu ketahui.

Bergabung menjadi pasukan Paskibraka tidak hanya menumbuhkan rasa cinta Tanah Air, tetapi juga banyak manfaat lain, seperti melatih kedisiplinan dan belajar bekerja sama dengan tim.

Sejarah Paskibraka

Dilansir dari laman Politeknik Pembangunan Pertanian Malang (Polbangtan), Rabu (26/7/2023), berikut penjelasan formasi pasukan 17, 8, dan 45 pasukan Paskibraka yang perlu kamu ketahui.

Paskibraka adalah singkatan dari Pasukan Pengibar Bendera Pusaka dengan tugas utamanya mengibarkan duplikat bendera pusaka dalam upacara peringatan proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Anggotanya berasal dari pelajar SMA sederajat kelas 1 atau 2. Penyeleksian anggotanya biasanya dilakukan sekitar bulan April untuk persiapan pengibaran pada 17 Agustus.

Paskibraka punya sejarah panjang. Awalnya gagasan Paskibraka lahir pada tahun 1946, pada saat ibu kota Indonesia dipindahkan ke Yogyakarta.

Memperingati HUT pertama Proklamasi Kemerdekaan RI, Presiden Soekarno memerintahkan salah satu ajudannya, Mayor (Laut) Husein Mutahar, untuk menyiapkan pengibaran bendera pusaka di halaman Istana Gedung Agung Yogyakarta.

Mutahar kemudian punya gagasan bahwa sebaiknya pengibaran bendera pusaka dilakukan oleh para pemuda dari seluruh penjuru Tanah Air, karena mereka adalah generasi penerus perjuangan bangsa yang bertugas.

Namun gagasan itu tidak mungkin terlaksana, sehingga Mutahar hanya bisa menghadirkan lima orang pemuda (3 putra dan 2 putri) yang berasal dari berbagai daerah dan kebetulan sedang berada di Yogyakarta.

Lima orang tersebut melambangkan Pancasila. Sejak itu, sampai tahun 1949, pengibaran bendera di Yogyakarta tetap dilaksanakan dengan cara yang sama.

Ketika Ibukota dikembalikan ke Jakarta pada tahun 1950, Mutahar tidak lagi menangani pengibaran bendera pusaka.

Pengibaran bendera pusaka pada setiap 17 Agustus di Istana Merdeka dilaksanakan oleh Rumah Tangga Kepresidenan sampai tahun 1966.

Pasukan 17, 8, dan 45 dalam Paskibraka

Selama periode itu, para pengibar bendera diambil dari para pelajar dan mahasiswa yang ada di Jakarta.

Tahun 1967, Husein Mutahar dipanggil presiden saat itu, Soeharto, untuk menangani lagi masalah pengibaran bendera pusaka.

Dengan ide dasar dari pelaksanaan tahun 1946 di Yogyakarta, dia kemudian mengembangkan lagi formasi pengibaran menjadi 3 kelompok yang dinamai sesuai jumlah anggotanya, yaitu:

1. Pasukan 17 atau pasukan pengiring (pemandu).

2. Pasukan 8 atau pasukan inti yang membawa bendera.

3. Pasukan 45 atau pengawal.

Jumlah tersebut merupakan simbol dari tanggal Proklamasi Kemerdekaan RI, 17 Agustus 1945 (17-8-45).

Pada waktu itu dengan situasi kondisi yang ada, Mutahar hanya melibatkan putra daerah yang ada di Jakarta dan menjadi anggota Pandu/Pramuka untuk melaksanakan tugas pengibaran bendera pusaka.

Rencana semula, untuk kelompok 45 (pengawal) akan terdiri dari para mahasiswa AKABRI (Generasi Muda ABRI), tetapi tidak dapat dilaksanakan.

Usul lain menggunakan anggota pasukan khusus ABRI (seperti RPKAD, PGT, KKO, dan Brimob) juga tidak mudah.

Kemudian diambil dari Pasukan Pengawal Presiden (PASWALPRES) yang mudah dihubungi karena mereka bertugas di lingkungan Istana Kepresidenan Jakarta.

Mulai tanggal 17 Agustus 1968, petugas pengibar bendera pusaka adalah para pemuda utusan provinsi.

Tetapi karena belum seluruh provinsi mengirimkan utusan sehingga masih harus ditambah oleh eks-anggota pasukan tahun 1967.

Kemudian pada tahun 1969 itu, anggota pengibar bendera pusaka adalah para remaja siswa SLTA se-tanah air Indonesia yang merupakan utusan dari seluruh provinsi di Indonesia, dan tiap provinsi diwakili oleh sepasang remaja putra dan putri.

Istilah yang digunakan dari tahun 1967 sampai tahun 1972 masih Pasukan Pengerek Bendera Pusaka. Baru pada tahun 1973, Idik Sulaeman melontarkan suatu nama untuk Pengibar Bendera Pusaka dengan sebutan Paskibraka. Mulai saat itu, anggota pengibar bendera pusaka disebut Paskibraka.

Demikian informasi mengenai formasi 17, 8, dan 45 yang ada dalam Paskibraka hingga sejarah Paskibraka dibentuk dan selalu menjadi momen yang ditunggu-tunggu tiap peringatan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus.

https://edukasi.kompas.com/read/2023/07/27/063000871/mengenal-formasi-pasukan-17-8-dan-45-dalam-paskibraka

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke