KOMPAS.com - Siap atau tidaknya Indonesia memanfaatkan bonus demografi pada 2030-2045, dinilai tergantung dari seberapa baik kualitas generasi mudanya.
Sudah sepatutnya generasi muda Indonesia dibekali pendidikan, keahlian, pelatihan karakter, hingga pengalaman nyata sejak dini yang akan menjadi bekal memimpin masa depan.
Hal tersebut dipaparkan Dewan Wali Amanat Tanoto Foundation, Anderson Tanoto. Ia mengatakan, sebagai pemimpin masa depan, generasi muda juga harus memiliki karakter.
Karakter-karakter yang diharapkan tumbuh antara lain integritas, peduli sesama, inovatif, ketekunan dan daya juang, jiwa pemberdaya dan berwawasan internasional, motivasi kuat, serta sikap wirausaha.
"Karakter dibangun bukan hanya dari diskusi-diskusi semata, namun juga dari experiential learning seperti kegiatan TSG (Tanoto Scholars Gathering),” sebut Anderson dalam pembukaan acara Tanoto Scholars Gathering 2023, Minggu (23/7/2023).
Anderson berharap, melalui rangkaian kegiatan TSG dapat membekali generasi muda terutama penerima beasiswa Teladan Tanoto Foundation, dengan sejumlah keterampilan penting yang dibutuhkan untuk menjadi pemimpin masa depan.
Di kesempatan yang sama, Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi Gunadi Sadikin memberikan paparan mengenai bagaimana mempersiapkan generasi muda sebagai pemimpin di masa depan.
“Ada pepatah China mengatakan, if you want 1 year of prosperity, grow grain, if you want 10 years of prosperity, grow trees, if you want 100 years of prosperity, grow people. Dan inilah yang dilakukan founder Tanoto Foundation, Pak Sukanto, tidak hanya berpikir kemajuan untuk 5-10 tahun ke depan, tapi juga 100 tahun ke depan dengan mengembangkan pemimpin-pemimpin Indonesia yang berkualitas lewat Tanoto Foundation,” sebut Menkes Budi.
“Di tahun 2030-2045, di saat rentang Indonesia mengalami puncak bonus demografi, kalianlah yang akan menjadi pemimpin, karena itu berhasil atau tidaknya Indonesia menjadi negara maju dan menjadi salah satu dari 7 negara dengan GDP tertinggi menjadi tanggung jawab kalian, para pemimpin masa depan, dan untuk itu kalian harus pintar, sehat, dan berkontribusi,” tutup Budi.
Pembicara lainnya, Wakil Rektor Universitas Gadjah Mada Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian Masyarakat dan Alumni, Ari Sujito menjelaskan tentang bagaimana mengoptimalkan proses belajar di kampus untuk menjadi epicentrum of growth.
TSG 2023 juga diisi oleh pembicara dari Singapura yaitu, Adjunct Professor, College of Alice & Peter Tan, Department of Medicine, Division of Family Medicine (National University of Singapore), dr. Tan Lai Yong. dr Tan Lai Yong membahas mengenai bagaimana pemimpin yang baik bukan hanya memimpin, namun juga harus memberdayakan orang lain untuk juga mampu memimpin.
https://edukasi.kompas.com/read/2023/08/02/130004271/optimalkan-bonus-demografi-generasi-muda-perlu-dibekali-keterampilan-hingga