KOMPAS.com - Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) menggelar bincang buku berjudul untuk Bung Karno dan Taman Siswa: Biografi Irna HN Hadi Soewito karya Eka Budianta, Selasa (22/8/2023) di Jakarta.
Buku terbitan KPG (Kepustakaan Populer Gramedia) setebal 276 lembar itu secara garis besar menceritakan bagaimana kehidupan Irna HN Soewito yang memiliki kaitan erat dengan Bung Karno dan Taman Siswa. Awalnya, buku ini ingin diberi judul “Untuk Ibuku, Untuk Bapakku”
“Saya pikir ya sudah saya akan memberi judul untuk ibuku, untuk bapaku. Tetapi, mas Eka selaku pengarang buku ini bilang judulnya Bung Karno dan Taman Siswa saja karena ibu banyak sekali berinteraksi dengan Bung Karno dan Taman Siswa,” ujar Irna.
Buku ini ditulis oleh Eka Budianta pada masa pandemi dengan melakukan protokol kesehatan yang ketat.
“Saya melakukan wawancara bu Irna sebanyak 15 kali waktu pandemi dengan protokol kesehatan dan pengawasan dari keluarga ibu, hasilnya ya buku ini,” ujar Eka.
Eka juga mengagumi sosok ibu Irna yang tangguh dan pemberani karena saat tahun 1940-an tidak banyak wanita yang berani menyuarakan pendapat serta keinginannya.
“Irna ini orangnya cerdik dan berani untuk ikut pada organisasi kelaskaran wanita selama 3 periode,” katanya.
Buku ini ingin mengajak kita untuk mengetahui sejarah hidup Irna HN Soewito dari masa kecilnya dan bagaimana sosoknya yang berani. Selain itu, buku ini juga menjelaskan awal mula pertemuan Irna dengan Bung Karno.
“Saya itu bertemu Bung Karno saat saya masih SD, kebetulan beliau datang ketika Gunung Kelud meletus dan beliau ke rumah saya karena ibu saya anggota DPRD Jawa Timur. Saya juga mengajukan diri untuk membelikan Bung Karno kue cucur yang ada di Stasiun Kediri,” kata Irna.
Semenjak pertemuan pertama itu, Irna menjadi sering bertemu Bung Karno. Bahkan, saat Irna sudah kuliah di Universitas Gajah Mada pun ia memberanikan diri untuk bertemu Bung Karno di gedung pemerintahan. Pertemuan Irna dan Bung Karno juga berisikan keluhan dan pendapat Irna tentang permasalahan yang ia hadapi dan mendapatkan respon yang baik dari orang nomor satu di Indonesia saat itu.
Selain Bung Karno, Irna juga memiliki kedekatan dengan taman siswa di mana tempat tersebut yang membentuk karakternya.
“Saat saya berada di taman siswa, saya menjadi lebih paham tentang nasionalisme dan bagaimana kewajiban menjadi rakyat,” katanya.
Irna sejak kecil sudah menunjukkan penolakan terhadap ketidakadilan dan ketidaksetaraan terhadap perempuan.
“Sejak kecil saya tidak terima jika diperlakukan tidak adil dengan alasan saya itu perempuan, saya juga merasa lebih banyak perempuan yang pantas menjadi pahlawan,” ungkapnya.
Buku biografi ini sangat menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru bahwa ada juga sejarawan perempuan dengan segudang cerita yang luar biasa untuk kita teladani.
https://edukasi.kompas.com/read/2023/08/24/200000071/bincang-buku-untuk-bung-karno-dan-taman-siswa--biografi-irna-soewito-