KOMPAS.com - Hidup adalah perjalanan yang penuh dengan kejutan juga tantangan. Saat kita tumbuh dewasa, semakin banyak hal yang kita ketahui, tetapi semakin banyak pula pertanyaan yang muncul di benak kita.
Hidup tidak lagi sesederhana ketika kita masih kecil, banyaknya pikiran tentang masa depan terus memenuhi kepala. Akibatnya, kebahagiaan semakin sulit untuk dirasakan.
Dalam buku "Mengingat yang Perlu Diingat”, kita diajak untuk merenung tentang arti hidup dan makna bahagia.
"Jadi, kami kasih judul Mengingat yang Perlu Diingat karena at the end of the day kalau kita ingin hidup kita tenang dan bahagia, kita gak perlu ingat semua kata orang, semua tuntutan, dan sebagai macamnya. Kita hanya perlu mengingat yang perlu diingat, " ucap Ika Natassa dalam Peluncuran Buku: Mengingat yang Perlu Diingat, Sabtu (26/08/2023) yang dilaksanakan di Naarthouse, Jakarta Selatan.
Buku hasil kolaborasi Ika Natassa dengan Naufal Abshar yang merupakan seorang seniman muda ini menyajikan rangkaian tulisan dan ilustrasi yang memikat.
Menurut Ika, pesan yang ingin disampaikan dengan ilustrasi akan lebih terasa di hati pembaca.
"Biasanya orang akan terpantik emosi dan pemahamannya tentang sesuatu jika dikawinkan pesan-pesan ataupun kata-kata dengan visualisasinya" ucapnya.
Ika merasa bahwa Naufal memiliki pemikiran yang dewasa walaupun usianya masih muda. Maka dari itu, keduanya merasa nyambung dan cocok untuk menggarap buku ini bersama.
Di sisi lain, Naufal sendiri merasa tertarik untuk berkolaborasi dalam project ini lantaran hal tersebut merupakan kali pertama karya-karyanya dikembangkan dalam sebuah buku.
“Menarik ya kalau karya-karyaku itu bisa diekspansi tidak hanya di lukisan, tetapi juga di sebuah buku gitu,” tutur Naufal.
Terlebih dia merasa cocok ketika berbincang bersama Ika. Sehingga, ketika mereka bekerja malah tidak terasa seperti bekerja, melainkan seperti sedang curhat bersama.
Ketika mengerjakan buku ini, keduanya mengaku tidak pernah bertemu sama sekali. Semua proses pengerjaannya dilakukan secara online melalui Whatsapp, Google Meet, ataupun Zoom.
Ika juga menuturkan dalam pemilihan kata bijak (quotes) yang ada dalam buku ini, dirinya dibantu oleh tim Gramedia untuk mengelompokkan topik terkait kehidupan, cinta, self acceptance, cara berdamai dengan diri sendiri, dan persahabatan.
Setelah itu, barulah kata-kata tersebut dikirimkan kepada Naufal satu per satu untuk dibuatkan visualnya.
Hal menarik dalam proses visualisasi buku ini terletak pada pembuatan bagian sampulnya. Sebab mereka memutuskan untuk membuat satu visualisasi baru yang menggambarkan keseluruhan bukunya.
Jika dilihat pada bagian sampul, terdapat banyak sekali orang yang menggambarkan kebisingan di zaman sekarang. Semua orang dapat bersuara pada berbagai platform media sosial.
“Jadi, ini menggambarkan bahwa sekarang ini luar biasa bisingnya, ramai sekali. Dan buku ini sebagai sarana untuk mengingat diri kita, untuk refleksi diri kita untuk tenang dengan membaca buku ini. Dan kalau melihat semua ilustrasi ini menggambarkan kehidupan sosial,” jelas Naufal.
Ika dan Naufal berharap agar buku ini dapat menjadi teman merenung yang tidak bersuara untuk mendapatkan jawaban atas hal-hal yang belum terjawab dalam hidup. Teman yang bisa mendampingi tanpa menghakimi supaya pembacanya tidak tersesat dalam kebisingan dunia.
Sebagai pesan penutup Ika berpesan agar kita dapat tetap kuat dalam menjalani hidup.
“Hidup itu berat dan gak mudah, tapi yakinlah bahwa kita kuat kalau dikasih berat,” pesannya.
Acara peluncuran buku ini juga dimeriahkan oleh live drawing yang dilakukan oleh Naufal, serta book signing pada akhir sesi. Sehingga, penonton juga merasa antusias untuk mendapatkan tanda tangan khusus dari Ika dan Naufal.
https://edukasi.kompas.com/read/2023/08/27/083000571/memaknai-kebahagiaan-dalam-hidup-dengan-mengingat-yang-perlu-diingat-