KOMPAS.com - Diabetes melitus adalah penyakit yang mempengaruhi cara tubuh memproses glukosa, yang mengarah pada peningkatan kadar gula darah. Diabetes sendiri memiliki beberapa jenis, tetapi diabetes melitus (DM) tipe 2 terus meningkat di seluruh dunia.
Dengan adanya kondisi ini, tim mahasiswa UI menciptakan aplikasi DiabEats, untuk membantu pasien diabetes melitus tipe 2 dalam mengelola pola makan mereka.
Sebab, mereka merasa masih banyak pasien diabetes melitus tipe 2 yang kesulitan dalam mengelola pola makan mereka karena kurangnya akan pengetahuan dan kesadaran.
Aplikasi ini memfasilitasi pasien dengan diabetes melitus tipe 2 untuk menetapkan kebutuhan nutrisi secara khusus dan disesuaikan dengan kondisi dirinya.
Fitur unggulan lainnya adalah kemampuan pemindaian makanan yang mempermudah pengguna dalam mengetahui komposisi nutrisi dari makanan yang mereka konsumsi.
Berkat inovasinya ini, tim yang terdiri dari 4 mahasiswa Fakultas Kedokteran UI yaitu, Maritza Andreanne Rafa Ayusha, Bryanna Infinita Laviashna Saputro, Alvreyna Cherienda Laviashna Saputro, dan Diski Saisa, bersama 2 orang mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer UI yaitu, Mohammad Bramantyo Putra Kusuma dan Qalbun Salim Buanaputra, serta 1 mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UI Qoirunnisaa Mauliya Wardani mendapatkan dua penghargaan dalam kompetisi medis di Singapura.
Mereka berhasil meraih dua penghargaan, yaitu People’s Choice Award dan Long Term Sustainability Award dalam kompetisi internasional NUS Medical Grand Challenge (MGC) di National University of Singapore (NUS), Singapura.
Long Term Sustainability Award diberikan berdasarkan penilaian juri yang menilai inovasi tersebut memiliki potensi berkelanjutan dan manfaat jangka panjang. Sementara itu, People's Choice Award diperoleh dari dukungan terbanyak dalam voting pada hari final kompetisi.
Bryanna, salah satu anggota tim, merasa sangat senang dengan perjalanan mereka merancang aplikasi ini karena ada banyak hal baru yang bisa dipelajari.
“Tidak hanya itu, kami juga belajar berbagai softskills seperti kepemimpinan, kerja tim, komunikasi, manajemen waktu. Selain itu, hal utama adalah keterampilan berbicara di depan publik saat meyakinkan juri selama sesi booth presentation dan oral pitch,”ucapnya yang dilansir dari laman resmi Universitas Indonesia, Jumat (15/09/2023).
Terlebih, para anggota tim juga mendapatkan kesempatan untuk membangun relasi internasional dengan mahasiswa kedokteran, teknik, dan bisnis lainnya. Mereka juga dapat saling bertukar ide dan pandangan terkait isu-isu kesehatan di Singapura beserta solusinya.
Prestasi ini juga tidak lepas dari adanya bimbingan yang diberikan oleh dr. Lily Indriani Octovia, MT, M.Gizi, Sp.GK dalam proses perancangan aplikasi.
Sebagai informasi, NUS MGC adalah ajang kompetisi inovasi medis yang diselenggarakan setiap tahun oleh National University of Singapore, Yong Loo Lin School of Medicine sejak tahun 2016. Kompetisi ini menguji kreativitas mahasiswa dari berbagai negara dalam menciptakan solusi untuk masalah kesehatan terkini.
NUS MGC terdiri dari beberapa tahap, mulai dari seleksi tertulis hingga final, di mana tim-tim harus mempresentasikan inovasi mereka secara langsung di depan juri melalui pitch lisan dan booth presentation.
https://edukasi.kompas.com/read/2023/09/21/141006071/ciptakan-aplikasi-untuk-jaga-kadar-gula-darah-mahasiswa-raih-penghargaan