KOMPAS.com - Belakangan ini, fenomena perundungan atau bullying marak terjadi di kalangan pelajar. Maraknya kasus perundungan menjadi sebuah permasalahan mendesak yang harus segera ditangani oleh semua pihak.
Sebab, bullying yang menimpa anak bisa berdampak serius bagi perkembangan fisik dan emosional diri anak. Anak bisa mengalami permasalahan kesehatan mental, depresi, hingga menyebabkan penurunan prestasi di sekolah.
Melansir UNICEF, bullying merupakan suatu perilaku berulang yang dilakukan satu kelompok atau individu untuk merendahkan dan menyakiti pihak lain baik secara fisik, verbal, maupun psikologis.
Bullying sendiri tidak hanya dapat terjadi di lingkungan nyata, tetapi juga bisa terjadi di ranah online.
Anak-anak yang melakukan perbuatan ini biasanya berasal dari status sosial atau posisi kekuasaan yang lebih tinggi, misalnya anak-anak yang lebih besar, lebih kuat, atau dianggap populer.
Sedangkan, anak-anak yang paling rentan menghadapi resiko terkena bullying merupakan anak-anak dari komunitas terpinggirkan. Misalnya, anak dari keluarga kurang mampu, penyandang disabilitas, dan lain sebagainya.
Cara yang dapat dilakukan orang tua untuk mencegah bullying
1. Ajarkan anak mengenal tentang bullying
Langkah pertama yang dapat dilakukan oleh orang tua yaitu mengajak anak untuk mengetahui bullying. Penting bagi orang tua untuk memberikan pemahaman kepada anak tentang apa itu bullying dan mengapa perilaku ini tidak dapat diterima.
Jelaskan juga kepada mereka tentang tindakan yang termasuk bullying.
Dengan mengetahui hal ini, anak bisa mengidentifikasi perilaku ini dengan mudah, baik yang terjadi pada dirinya sendiri atau kepada orang lain.
2. Bangun komunikasi yang terbuka dengan anak
Membuka komunikasi yang baik dengan anak adalah langkah selanjutnya dalam mencegah bullying. Anak harus merasa nyaman untuk berbicara tentang pengalaman atau masalah yang mereka hadapi.
Semakin sering orang tua bicara kepada anak tentang bullying, anak akan semakin merasa nyaman untuk memberi tahu apakah mereka mengalami atau melihatnya.
Tanyakan aktivitas anak di sekolah setiap harinya, lalu tanyakan juga perasaan mereka di hari itu.
3. Bantu anak menjadi contoh yang positif
Terdapat tiga kelompok yang terlibat dalam situasi bullying: korban, pelaku, dan orang-orang di sekitarnya.
Walaupun anak Anda tidak berada dalam posisi korban, mereka memiliki peran penting dalam mencegah bullying dengan menunjukkan sikap inklusif, menghargai, dan saling empati terhadap teman sebaya mereka.
Bahkan ketika mereka menyaksikan fenomena ini terjadi, mereka dapat mengambil sikap untuk membela korban, memberikan dukungan, atau bahkan mengajukan pertanyaan terhadap perilaku bullying tersebut.
Dengan cara ini, anak-anak dapat berkontribusi dalam menciptakan lingkungan yang aman dan penuh penghargaan di sekitar mereka.
4. Mendidik tentang empati dan toleransi
Memberi contoh kepada anak Anda tentang bagaimana bersikap baik dan menghormati sesama adalah langkah penting dalam membentuk karakter mereka.
Hal ini dapat dilakukan dengan mempraktikkan perilaku yang sama dalam keseharian Anda, termasuk dalam situasi di mana Anda menyaksikan perlakuan kasar terhadap orang lain.
Anak-anak cenderung melihat orang tua mereka sebagai panutan dalam hal berperilaku, bahkan dalam hal apa yang mereka pilih untuk membagikan di platform media sosial.
Dengan demikian, penting untuk memilih konten yang mempromosikan kebaikan, empati, dan penghargaan terhadap orang lain. Dengan memberikan teladan yang positif ini, Anda membantu membentuk nilai-nilai dan perilaku yang baik pada anak Anda.
5. Membangun rasa percaya diri pada anak
Membantu anak membangun rasa percaya diri adalah langkah krusial dalam mencegah kasus-kasus bullying. Dengan memiliki rasa percaya diri yang baik, anak akan lebih mampu menghadapi tantangan sosial dan lebih tidak rentan terhadap pengaruh negatif dari perilaku bullying.
Dorong anak untuk mendaftar kelas atau menjalani aktivitas yang mereka sukai. Hal ini bisa mempertemukan anak dengan kelompok teman yang memiliki minat yang sama dengan mereka sehingga membangun kepercayaan dirinya.
6. Terlibat dalam pengalaman online anak
Mengambil bagian dalam pengalaman online anak Anda adalah tindakan yang sangat penting. Mulailah dengan memahami platform yang mereka gunakan secara rutin.
Jadilah orang tua yang aktif dan terlibat dalam kegiatan online anak Anda, serupa dengan cara Anda melibatkan diri dalam kehidupan sehari-hari mereka di dunia nyata.
Ajak mereka untuk berbagi tentang hal-hal yang mereka sukai dan lakukan di dunia maya. Penting untuk memahami bahwa dunia online dan offline saling terkait, dan terkadang memiliki implikasi yang dapat mempengaruhi kehidupan mereka secara keseluruhan.
Selain itu, berikan pengertian kepada anak Anda mengenai risiko-risiko yang mungkin mereka temui saat berinteraksi di dunia maya.
Diskusikan tentang pentingnya berbicara dengan Anda jika mereka mengalami situasi yang tidak nyaman atau mengganggu saat online. Pastikan bahwa anak Anda merasa nyaman untuk berbagi pengalaman dan pertanyaan mereka tentang kehidupan online mereka.
https://edukasi.kompas.com/read/2023/10/02/154521871/marak-kasus-bullying-berikut-cara-yang-bisa-dilakukan-orangtua-untuk