KOMPAS.com - Bagi para pekerja, resign atau pengunduran diri adalah hal yang berat, apalagi jika sudah nyaman di tempat kerja tersebut.
Akan tetapi, ada kalanya resign harus dilakukan atau diputuskan. Misalnya saja, jika keluarga pindah rumah, atau hal-hal lainnya.
Sebelum memutuskan untuk mengundurkan diri dari pekerjaan, ada baiknya kamu memahami beberapa hal ini.
Dilansir dari laman Unair, dalam talkshow yang digelar oleh Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga (Unair), Kamis (19/10/2023), pembicara Ewink SAY selaku Founder dari ESAY Consulting memberikan penjelasannya.
"Resign enggak bisa dibilang positif atau negatif. Kalau keputusan resign-nya tepat sesuai kaidah yang nanti saya sharing, tentunya positif. Tetapi kalau karena ‘enggak mau naik kelas’, itu negatif," ujarnya.
Untuk itu, ia memberikan penjelasan mengenai tiga hal yang harus diperhatikan sebelum memutuskan untuk resign.
1. Tentukan tujuan hidup
Menurut Ewink, sebelum resign maka seseorang harus memiliki tujuan yang jelas dalam hidup. Contohnya kita ingin menjadi pengusaha, dengan bekerja di perusahaan tertentu dapat membantu kita dalam mencapai tujuan tersebut.
Setelah dirasa ilmu yang diserap cukup, resign adalah pilihan yang tepat untuk mencapai tujuan hidup kita.
"Misal teman perempuan punya keinginan untuk berperan sebagai ibu, jadi dipuas-puaskan berkarier sampai akhirnya mendedikasikan waktu, pikiran, dan tenaga saya untuk menjadi seorang ibu 100 persen untuk anak. That’s a purpose," terangnya.
2. Ada nilai yang berbeda
Ia juga berpendapat bahwa value atau nilai perusahaan bisa saja tidak sejalan dengan nilai kita sebagai pribadi.
Bisa jadi nilai kepercayaan seperti produk yang dihasilkan kurang bermanfaat, atau perusahaan hanya memikirkan cuan. Selain itu, kita juga harus menimbang hal-hal yang baik dan buruk dalam suatu perusahaan.
Jika dianggap lebih banyak buruknya maka kita bisa memutuskan untuk resign dari perusahaan tersebut.
"Ketika lingkungan pekerjaan masih dalam kontrol diri kita, kita masih bisa meng-handle itu semua supaya saya bisa lebih tenang, oke dong. Tapi kalau ternyata enggak, lingkungannya sangat toksik, atasannya enggak bagus, produknya enggak bikin kita bahagia, ternyata ada kebohongan-kebohongan di organisasi dan kita enggak bisa mengubah itu semua, ya ayolah! Keluar, ngapain harus stay," tegas dia.
3. Pahami yang tidak boleh jadi alasan resign
Dikatakan bahwa ada orang yang resign tapi alasannya tidak suka terhadap teman kerjanya. Padahal, permasalahan tersebut dapat kita selesaikan.
Kalaupun resign dan bekerja di perusahaan lain, ternyata kita bertemu dengan orang yang mirip dengan teman kerja lama. Artinya, resign bukanlah solusi dari permasalahan tersebut.
"Kamu harus accept dengan konsekuensi yang ada atau cabut dari perusahaan itu dan suatu saat ketemu lagi dengan orang seperti itu. Maka, ketika kita sudah menyelesaikan permasalahan itu, kita akan ‘naik kelas’," jelasnya.
Jika temanya tentang melangkah maju, ketika kita sudah membuat keputusan untuk resign, kita harus siap untuk ‘naik kelas’ dengan punya tujuan.
Yakni untuk maju di perusahaan baru, dengan orang baru, untuk berkontribusi bermanfaat bagi banyak orang.
https://edukasi.kompas.com/read/2023/10/21/070700271/mau-resign-perhatikan-dulu-3-hal-ini