KOMPAS.com - Akhir-akhir ini banyak terjadi kasus bunuh diri. Bahkan yang terbaru ini mahasiswi Kedokteran Unair meninggal di mobil, Minggu (5/11/2023).
Diduga, mahasiswi berinisial BC (26) asal Kediri tersebut bunuh diri. Sebab, ditemukan surat wasiat yang ditujukan ke orangtua, sodara dan temannya.
Tentu, tindakan mengakhiri hidup ini adalah tidak benar. Dalam dunia yang terus berkembang, di mana tekanan hidup semakin meningkat, temuan-temuan terbaru menunjukkan bahwa upaya pencegahan bunuh diri masih merupakan hal yang sangat penting.
Apalagi bagi pelajar atau mahasiswa yang merupakan generasi bangsa harus menjadi pribadi yang kuat, baik psikis, fisik maupun mentalnya.
Oleh karena itu, semua orang harus tahu faktor penyebab bunuh diri. Sehingga bisa dicegah atau tindakan bunuh diri tidak akan terjadi.
Dilansir dari laman RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang, Jawa Timur, bunuh diri merupakan tindakan fatal yang mewakili keinginan orang tersebut untuk mati.
Faktor penyebab bunuh diri
1. Teori Psikologis – penderitaan tak tertahankan
Dalam hal ini, depresi berat menjadi penyebab utama bunuh diri. Depresi timbul disebabkan karena pelaku tidak sanggup menanggung beban permasalahannya dan tekanan yang secara terus menerus menyebabkan timbulnya keinginan untuk bunuh diri.
2. Teori Interpersonal
Adapun ide bunuh diri adalah keinginan dan rencana untuk bunuh diri yang belum disertai tindakan eksplisit.
Interpersonal theory of suicide menyebutkan bahwa ide bunuh diri terjadi pada individu karena adanya masalah dalam rasa kepemilikan dan perasaan sebagai beban bagi orang lain.
Namun di penelitian lain juga mengemukakan bahwa sensitivitas interpersonal berkorelasi positif dengan ide bunuh diri.
3. Teori Kognitif
Teori ini meyakini jika kepercayaan dan sikap-sikap memberikan kontribusi terhadap perilaku bunuh diri.
Sikap kekakuan dan ketidakluwesan dalam berpikir menyebabkan seseorang kesulitan dalam menemukan alternatif penyelesaian masalah sampai perasaan untuk bunuh diri yang dirasakan orang tersebut menghilang.
Kekakuan dan keluwesan dalam berpikir ini menyebabkan individu melakukan tindakan bunuh diri.
4. Teori Sosiologi
Ada hubungan antara integrasi sosial terhadap kecenderungan untuk melakukan bunuh diri. Faktor sosial sangat mempengaruhi sekali mengapa seseorang melakukan tindakan bunuh diri.
Gejala-gejala sosial sangat berpengaruh dalam diri individu ketika mempunyai hubungan sosial dalam masyarakat. Segala bentuk integrasi sosial yang kurang atau berlebihan akan mempengaruhi terhadap tindakan yang dilakukan oleh manusia.
Selain itu adanya aturan yang tercipta, baik yang sangat kuat atau yang melemah juga mempunyai dampak tersendiri bagi masyarakat.
5. Faktor Neurologik
Sistem Serotonergik Otak (5-HT): Serotonin dibentuk oleh neuron-neuron yang terintegrasi ke dalam nuklei raphe di batang otak.
Neurotransmisi serotonin diatur oleh jaringan reseptor pra dan pasca-sinaptik dan transporter 5-HT (5-HTT).
Data yang tersedia dari studi klinis dan post-mortem menunjukkan bahwa input serotonergik yang berkurang merupakan faktor penting dalam kerentanan terhadap perilaku bunuh diri, terlepas dari penyakit kejiwaan yang terkait.
Jadi itulah beberapa faktor penyebab bunuh diri. Tentu hal ini agar dipahami oleh siapa saja termasuk pelajar dan mahasiswa agar terhindar dari sikap tidak baik ini.
Untuk itu, jika ada yang merasa depresi, maka disarankan untuk konsultasi dengan siapa saja seperti orang terdekat, psikolog, psikiater atau klinik kesehatan mental di mana pun berada.
https://edukasi.kompas.com/read/2023/11/06/165706371/5-faktor-penyebab-bunuh-diri-penting-dipahami-siapa-saja