KOMPAS.com - Dosen Fakultas Ilmu Psikologi Universitas Indonesia (UI) Lathifah Hanum mengatakan, generasi sandwich di Indonesia memiliki peran yang tidak mudah.
Sebab, kata dia, generasi sandwich sering mengalami penurunan kesejahteraan psikologis karena mengalami tekanan dan sering mengalami stres.
Generasi sandwich adalah sebutan orang dengan rentang usia 25-45 tahun yang memiliki tanggung jawab untuk menghidupi diri sendiri, orangtua, dan anaknya dalam waktu bersamaan.
Lathifah mengatakan, stres yang dialami generasi sandwich baisanya terjadi karena orang tersebut tidak siap secara finansial dan mental.
Selain itu, generasi sandwich juga sering mengalami stres karena harus menyesuaikan perilaku dan komunikasi dengan dua generasi berbeda yakni orangtua dan anak.
"Merawat anak-anak dan remaja tentu berbeda dengan merawat lansia. Anak-anak dan remaja memerlukan arahan dari orang tua untuk mengembangkan dan mendewasakan diri, sementara lansia memerlukan pendampingan dalam menjalani aktivitas harian," kata Lathifah dilansir dari laman resmi UI, Selasa (9/1/2024).
Situasi tersebut, kata Lathifah, akan bertambah kompleks apabila orangtua generasi sandwich dalam kondisi kesehatan yang memprihatinkan.
Sehingga, generasi sandwich juga harus memberikan perhatian lebih untuk orangtuanya yang sedang mengalami masalah kesehatan.
"Situasi ini bisa bertambah kompleks apabila lansia yang dirawat memiliki kondisi kesehatan yang memprihatinkan," ujarnya.
Menurut Lathifah, untuk menjalankan peran sebagai generasi sandwich, orang tersebut harus melakukan persiapan yang matang baik secara ekonomi dan mental.
Secara ekonomi, perlu dipastikan memiliki sumber keuangan yang stabil dan cukup dan tetap mendahulukan kebutuhan keluarga inti sudah terpenuhi sebelum memutuskan untuk berkontribusi terhadap kebutuhan keluarga besar.
Sementara secara mental, generasi sandwich harus menyiapkan diri dalam menjalankan perannya, terutama dalam menyesuaikan harapan di berbagai situasi.
Selain itu, penting juga bagi generasi sandwich untuk menjaga adalah kualitas relasi yang baik dengan orangtua maupun anak.
"Mereka harus mampu berkomunikasi secara terbuka, sehingga berbagai kendala dapat dibicarakan bersama dan ditemukan solusinya," ujarnya.
"Selain itu, biasakan untuk mendiskusikan berbagai kendala agar masing-masing generasi memiliki kesempatan untuk berkontribusi terhadap penyelesaian masalah," ucap Lathifah.
https://edukasi.kompas.com/read/2024/01/10/120000771/pakar-ui--generasi-sandwich-cenderung-sering-alami-stres