Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satelit Nasional LAPAN-TUBSAT Genap Setahun Mengorbit

Kompas.com - 11/01/2008, 06:44 WIB

JAKARTA, KCM - Tidak terasa sudah setahun satelit mikro LAPAN-TUBSAT mengorbit Bumi. Satelit yang dikembangkan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) bekerja sama dengan Technische Universitaet Berlin (TU Berlin), Jerman ini berhasil menghasilkan rekaman foto maupun video berbagai lokasi di wilayah Indonesia maupun penjuru dunia.

Satelit tersebut diluncurkan 10 Januari 2007 dari Satish Dhawan Space Center (SDSC), Sriharikota, India menggunakan roket Polar Satellite Launch Vehicle (PSLV) milik Indian Space Research Organization (ISRO). Wahana ini dirancang berdasarkan satelit lain bernama DLR-TUBSAT, dengan sensor bintang yang lebih baik.

Sejak diluncurkan setahun lalu, LAPAN-TUBSAT sudah menghasilkan ribuan foto satelit berbagai wilayah di Indonesia. Rekaman video juga diuji coba untuk memantau Kota Bandung, Pulau Panaitan, Surakarta, Jakarta, Bali, Semarang, serta memantau aktivitas di sekitar kawah Gunung Bromo, Gunung Merapi, Gunung Semeru, dan Lumpur Lapindo, bahkan Singapura.

LAPAN-TUBSAT yang merupakan jenis satelit mikro berbentuk kotak dengan berat 57 kilogram dan dimensi 45 x 45 x 27 centimeter. Perangkat lunak pengendali LAPAN-TUBSAT menggunakan protokol 4 byte yang dikembangkan oleh TU Berlin dan sudah terbukti handal dalam operasi satelit seri TUBSAT.

Sistem pengolah data LAPAN-TUBSAT menggunakan prosesor Hitachi SH7045. Prosesor tersebut mempunyai 32 Bit RISC dengan kecepatan maksimum 28,7 Megahertz. Kapasitas memori eksternalnya adalah 524 kilobyte dan memori internal (RAM) 4 kilobyte. PCDH LAPAN-TUBSAT juga memiliki 524 kilobyte EEPROM, 16 kilobyte PROM, dengan kecepatan 38,4 kbps SCI.

Prosesor tersebut bertugas menyalakan dan mematikan perangkat-perangkat dalam satelit, mengambil data telemetri, maupun penyimpan dan membaca data dalam memori. Prosesor menangani telemetri data dari 50 kanal analog, dengan menggunakan 8 analog/digital. 29 dari kanal tersebut adalah untuk pengukuran voltase dan ampere dan 21 kanal dialokasikan untuk pengukuran suhu atau bacaan analog lainnya.

CCTV di Langit

LAPAN-TUBSAT membawa 2 kamera untuk merekam foto dan video. Masing-masing kamera Sony dengan lensa Casegrain 11/1000 milimeter dan kamera Kappa berlensa 50 milimeter.

Pada ketinggian orbit 630 kilometer, salah satu kamera beresolusi tinggi dengan daya pisah 5 meter dan lebar sapuan 3,5 kilometer di permukaan Bumi. Kamera yang beresolusi rendah berdaya pisah 200 meter dan lebar sapuan 81 kilometer.

Namun, dengan memori yang terbatas, LAPAN-TUBSAT tidak dapat menyimpan data di orbit dengan kapasitas besar. Hasil foto dan video dikirim langsung ke stasiun pengendali di Stasiun Rumpin, Bogor layaknya sebuah CCTV di langit.     

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkini Lainnya

Perkuat Pendidikan Berkualitas di Bengkulu, Yodanland Group Hadirkan Middle School HighScope Indonesia
Perkuat Pendidikan Berkualitas di Bengkulu, Yodanland Group Hadirkan Middle School HighScope Indonesia
Edu
Hari Lahir Pancasila, Gerakan Pramuka Tegaskan Komitmen Jadi Pengawal Pancasila
Hari Lahir Pancasila, Gerakan Pramuka Tegaskan Komitmen Jadi Pengawal Pancasila
Edu
10 Jurusan Terketat ITS di UTBK SNBT 2025, Referensi Daftar Jalur Mandiri
10 Jurusan Terketat ITS di UTBK SNBT 2025, Referensi Daftar Jalur Mandiri
Edu
Biaya Sekolah Rakyat Rp 48,2 Juta Tiap Siswa Per Tahun, untuk Apa Saja?
Biaya Sekolah Rakyat Rp 48,2 Juta Tiap Siswa Per Tahun, untuk Apa Saja?
Edu
Ada Beasiswa Pakai Nilai UTBK 2025 di Telkom University, Ini Syaratnya
Ada Beasiswa Pakai Nilai UTBK 2025 di Telkom University, Ini Syaratnya
Edu
Kembangkan Ekosistem Pembelajaran Digital Inklusif, UT Raih 'Digital Innovation in Education'
Kembangkan Ekosistem Pembelajaran Digital Inklusif, UT Raih "Digital Innovation in Education"
Edu
Anggaran Sekolah Rakyat Rp 48,2 Juta Tiap Siswa Per Tahun, Dapat Seragam hingga Laptop
Anggaran Sekolah Rakyat Rp 48,2 Juta Tiap Siswa Per Tahun, Dapat Seragam hingga Laptop
Edu
Cek Dokumen yang Jadi Syarat Umum dan Khusus Daftar SPMB Jabar 2025
Cek Dokumen yang Jadi Syarat Umum dan Khusus Daftar SPMB Jabar 2025
Edu
Universitas Matana Buka Peluang Beasiswa lewat Program Tukar Kartu SNBT
Universitas Matana Buka Peluang Beasiswa lewat Program Tukar Kartu SNBT
Edu
Unika Atma Jaya Gelar 'Open House' di Dua Kampus, Hadirkan Program Beasiswa Menarik
Unika Atma Jaya Gelar "Open House" di Dua Kampus, Hadirkan Program Beasiswa Menarik
Edu
Cek 10 Jurusan Terfavorit dan Terketat IPB Jalur SNBP dan UTBK SNBT 2025
Cek 10 Jurusan Terfavorit dan Terketat IPB Jalur SNBP dan UTBK SNBT 2025
Edu
Kebijakan Trump Picu Gangguan Mental dan Beri Tekanan bagi Mahasiswa Asing di Harvard
Kebijakan Trump Picu Gangguan Mental dan Beri Tekanan bagi Mahasiswa Asing di Harvard
Edu
Gagal UTBK SNBT 2025? Coba Daftar di 42 PTS dan Sekolah Kedinasan Ini
Gagal UTBK SNBT 2025? Coba Daftar di 42 PTS dan Sekolah Kedinasan Ini
Edu
Putusan MK soal Sekolah Swasta Gratis, Momentum Refocusing Anggaran Pendidikan
Putusan MK soal Sekolah Swasta Gratis, Momentum Refocusing Anggaran Pendidikan
Edu
Jangan Pernah Anggap Enteng Perilaku Bullying yang Terjadi
Jangan Pernah Anggap Enteng Perilaku Bullying yang Terjadi
Edu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau