Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Ingin Pertahankan Namru-2 di Jakarta

Kompas.com - 24/04/2008, 15:06 WIB

Pada jumpa pers di Kedubes AS itu, Jones juga menjelaskan bahwa NAMRU-2 merupakan salah satu dari lima laboratorium penelitian penyakit tropis yang berada di luar AS. Laboratorium lainnya berada di Thailand, Mesir, Kenya, dan Peru. Lembaga serupa juga pernah berdiri di Filipina namun pemerintah setempat meminta AS menutup laboratorium itu pada 1994.

Terkait pertanyaan mengapa para peneliti Namru-2 berasal dari militer, Jones mengatakan bahwa militer AS, terutama Angkatan Laut, memiliki sejarah panjang dalam penelitian medis.
Dia mengatakan para pelaut umumnya sering berlayar ke berbagai tempat sehingga memiliki pengetahuan lebih.

Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari sebelumnya mengatakan bahwa Namru-2 melakukan penelitian tentang penyakit menular di Indonesia sejak tahun 1970-an. Fadilah Supari mengaku hasil penelitian Namru belum berdampak nyata terhadap perkembangan metoda pemberantasan penyakit menular di Indonesia.

Menurut Siti, perpanjangan kesepakatan kerja sama harus melalui pertimbangan sematang mungkin dan pemerintah harus punya sikap tegas mengenai batasan-batasan dalam kerja sama baru. "Pemerintah Amerika boleh-boleh saja (punya keinginan), tapi yang penting ’kan pemerintah kita. Kenapa kita mesti ’nurut’?" katanya.

Pada 31 Desember 2005, kegiatan Namru-2 berakhir dan proyek kerja sama kedua negara itu dihentikan mulai tanggal 1 Januari 2006. Keputusan penghentian kegiatan Namru-2 merupakan hasil kesepakatan antara Departemen Luar Negeri, Departemen Pertahanan, Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia, Departemen Kesehatan, Departemen Dalam Negeri dan lembaga lain yang terkait. Namun, pemeriksaan spesimen pasien flu burung untuk mengidentifikasi virus H5N1 masih terus berlanjut sampai Januari 2007.

Ketika itu, menteri kesehatan memutuskan tidak lagi mengirimkan spesimen virus flu burung ke laboratorium tersebut tanpa nota perjanjian pengiriman material (Material Transfer Agreement/MTA) yang jelas. "Tapi, selama penelitiannya  adalah  yang on going (sudah dimulai) seperti malaria, DBD, dan diare, masih jalan terus," kata Siti.(ANT)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com