Wanita kelahiran Bogor, 44 tahun lalu, ini memilih profesinya sebagai grafologis setelah divonis menderita kanker payudara. Melalui analisis tulisan tangan, Mita banyak membantu memecahkan masalah keluarga, asesmen pegawai, bahkan pencurian di kantor.
Seperti apa pekerjaan "graphologist & behaviour assesor"?
Grafologi adalah ilmu membaca (menganalisis) tulisan dan coretan tangan. Pekerjaan saya sebagai grafologis adalah menganalisis kepribadian atau masalah yang dialami seseorang dari coretan tangannya, baik tulisan maupun gambar. Sedangkan sebagai behaviour assesor, saya akan menilai seseorang berdasarkan tiga faktor, yaitu potensi dasar seseorang yang terlihat dari tulisan tangan, bagaimana potensi itu dikeluarkan, dan bagaimana reaksi orang itu ketika berada di bawah tekanan.
Dari reaksi inilah, akan terlihat jenis pekerjaan apa yang cocok baginya. Sebetulnya saya lebih suka menyebut diri saya sebagai personal consultant, karena fokus saya dalam menjalani profesi ini adalah communication behaviour. Sebab, umumnya masalah terjadi karena persoalan perilaku komunikasi yang salah, terutama dalam hubungan antar anggota keluarga.
Mengapa analisisnya lewat tulisan tangan?
Karena proses kerja dan hasilnya lebih cepat diketahui. Bentuk tulisan tangan sebetulnya merupakan hasil print-out dari pola, cara atau format berpikir seseorang di alam bawah sadarnya. Sehingga banyak hal bisa diungkap dari situ. Tingkat keakuratan analisisnya, menurut sebagian grafologis, mencapai 90 persen. Namun, menurut saya, 70 - 80 persen saja sudah sangat bagus.
Apa manfaatnya ?
Bermanfaat bagi anak yang kesulitan belajar, calon mahasiswa yang ingin mengambil jurusan, karyawan yang ingin mengenali potensinya, dan sebagainya. Terapinya disebut graphoteraphy, untuk membantu mengubah format atau cara berpikir seseorang di alam bawah sadarnya, dengan mengubah bentuk huruf tertentu yang biasa ia tulis. Graphotherapy sangat efektif untuk anak-anak sampai usia 13 tahun. Lebih dini memang lebih baik, sehingga ketika terjadi suatu masalah, bisa cepat ditangani.
Gambar juga bisa dianalisis?
Iya, setiap gambar atau doodle menunjukkan sesuatu yang sedang dipikirkan pembuatnya. Itu sebabnya, dari gambar yang dibuat manusia di gua-gua ratusan tahun lalu bisa diketahui pembuatnya lelaki atau perempuan, sedang hamil atau tidak, bagaimana suasana hatinya ketika menggambar, dan sebagainya. Namun, gambar ini hanya pelengkap analisis bila saya perlukan. Yang utama adalah tulisan tangan.
Grafologi bisa membantu polisi mengungkap tindak kriminal ?
Bisa. Di Amerika, Kanada dan Australia, grafologi dipakai oleh bagian forensik dan hasilnya diakui pengadilan setempat. Biasanya, saya diminta sebuah perusahaan yang sedang kehilangan barang berharga untuk menemukan pencurinya atau menemukan pegawai yang korupsi. Saya juga banyak diminta perusahaan untuk ikut mengasesmen pegawai. Kalau pihak HRD menilai dari sisi hardware alias skill-nya, saya menilai dari sisi software-nya, misalnya kejujuran, dan etika kerjanya.
Bagaimana dalam berhubungan dengan klien?
Pertama, saya akan meminta tulisan tangan klien, boleh tentang apa saja dan disertai tanda tangannya, di kertas HVS tanpa garis, minimal 10 baris tulisan. Minimal 10 baris karena dianggap cukup mewakili kekonsistenan bentuk tulisan. Kertasnya harus tanpa garis agar base line tulisan itu terlihat. Dalam grafologi, base line akan menunjukkan banyak hal, antara lain mood dan optimisme seseorang.
Hasil tulisan ini bisa dikirimkan lewat pos atau kurir, tapi tidak boleh lewat email atau faks. Harus asli, biar saya tahu tekanan tulisan itu. Hasil analisisnya saya berikan dengan detail secara tertulis, sekaligus merekomendasikan untuk terapi yang harus dilakukan. Baru setelah itu saya dan klien bertemu.
Proses terapinya?
Graphotherapy berlangsung selama 30 hari nonstop, setiap hari latihan selama 10 menit. Ini termasuk latihan mengganti huruf, biasanya ada 2 - 3 huruf yang perlu diganti. Ini untuk anak-anak. Kalau usia klien sudah lebih dewasa, biasanya dengan pendekatan perilaku komunikasi. Masa terapinya berbeda-beda, tergantung kebutuhan. Umumnya, minimal empat kali pertemuan. Biasanya, orangtua yang menginginkan anaknya diterapi. Si orangtua sendiri harus bersedia mengawasi selama anak diterapi.
Siapa saja klien Anda ?
Kebanyakan keluarga yang punya anak ABG. Selain itu, saya juga menangani klien perusahaan. Yang sekarang juga banyak jadi klien saya adalah lulusan S2 yang bingung mau bekerja apa. Setelah lulus S1 mereka langsung melanjutkan S2, ketika pulang ke Indonesia bingung karena merasa tidak cocok dengan pekerjaan yang ada.