MARTAPURA, KOMPAS.com - Meski sudah diajarkan sejak di bangku Sekolah Dasar (SD), masih banyak yang kemampuan berbahasa Indonesianya rendah. Bahkan, hal itu banyak juga yang terjadi pada PNS di lingkungan Pemkab Banjar. Parahnya, keadaan itu dialami kalangan pejabatnya.
Menurut Kepala Tata Usaha Balai Bahasa Banjarmasin Samsudin, hal itu terjadi lantaran, adanya pola pikir yang menyimpulkan, sudah cukup kalau pesan yang ingin disampaikan dapat dikomunikasikan tanpa memedulikan bagaimana mengomunikasikan pesan tersebut, apakah sesuai dengan bahasa Indonesia atau tidak.
Alhasil, kebanyakan bahasa yang digunakan adalah bahasa yang jauh dari baik. Meskipun, pesan yang disampaikan itu dimengerti oleh pendengarnya. Untuk menghindarinya, puluhan pejabat eselon III dan IV Pemkab Banjar mengikuti sosialisasi dan tes UKBI (Uji Kemampuan Berbahasa Indonesia) sejak Senin 20 April 2009 di Aula Wisma Yulia Martapura.
Hasil UKBI merupakan interpretasi yang cermat terhadap kemampuan seseorang dalam berbahasa Indonesia, termasuk kemampuan bernalar.
Asisten Bidang Administrasi (Asisten III) HM Ramlan mewakili Bupati Banjar saat membuka sosialisasi dan tes UKBI ini melihat, kemampuan berbahasa Indonesia perlu menjadi salah satu syarat kelayakan seseorang untuk menjadi pejabat publik. "Jika tidak, dia akan berpidato panjang lebar tetapi tidak bisa ditangkap apa isinya akibat kemampuan Bahasa Indonesia yang jelek," katanya.
UKBI tersebut, lanjutnya, akan mampu memotret dan menangkap tingkat kemampuan berbahasa seseorang. Jadi, terse tersebut merupakan semacam barometer untuk mengukur kemampuan bahasa Indonesia oleh orang Indonesia sendiri.
Suatu saat kelak, lanjutnya, akan bisa didata dan diketahui sampai dimana kemampuan mereka yang ikut tes ini. (ire)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.