Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Luar Negeri, Kuliah Mesti Sambil Kerja Dong!

Kompas.com - 29/04/2009, 18:16 WIB

Lain halnya di Belanda. Di Negeri Kincir Angin ini, pemerintahnya membuat aturan lebih ketat untuk urusan kerja paruh waktu. Di luar musim panas, mahasiswa internasional hanya boleh bekerja selama 10 jam per minggu.

Saat musim panas waktunya lebih panjang, yaitu maksimal 8 jam per hari. Minimnya waktu untuk kerja part time ini supaya mahasiswa internasional bisa lebih fokus ke kuliah mereka.

Pengalaman Augusty Palupi di Jerman, misalnya. Mahasiswa asal Indonesia yang tengah menimba ilmu di Jerman ini mengatakan, dalam kurun waktu setahun, pelajar asing di Jerman hanya diperbolehkan bekerja selama 90 hari untuk mereka yang berkerja penuh satu hari.

Sementara itu, mereka yang kerja selama 4 jam atau separuh hari akan memperoleh waktu 180 hari kerja. "Tetapi standar gaji setiap negara tidak sama, kalau di München setahu saya minimal sekitar 7 euro per jam," kata Palupi.

Saat ini, Palupi kuliah di Ludwig Maximillian Universität, Munich, di jurusan Pedagogi. Demi menambah uang saku, Palupi bekerja sambilan di sebuah gedung teater. "Bikin makanan kecil buat para tamu, tapi Minggu depan saya mau praktikum di sebuah playgroup," kata mahasiswi kelahiran 19 Agustus 1976 ini.

Namanya sambilan, Palupi hanya kerja di hari Sabtu dan Minggu dengan upah 8 euro perjam. "Itu juga baru naik beberapa bulan lalu, sekarang lagi ingin cari kerja tambahan karena di tempat kerja yang ini sedang tidak banyak pekerjaan, jadi pendapatan saya juga berkurang banyak," kata Palupi.

Di mata Palupi, kerelaan bekerja seperti yang dilakukannya adalah hal biasa di Jerman, bahkan sangat biasa. Sebaliknya, buat mereka yang baru lulus SMA di Tanah Air, kesempatan kuliah sambil bekerja di luar negeri tentu merupakan hal baru dan sangat menyenangkan. 

Hal tersebut pun diakui oleh Suharna. "Karena selain disiplin mengikuti waktu yang ketat, kebijakan kerja paruh waktu di Jepang bukan sekadar demi tambahan uang saku melainkan juga untuk membuat pelajar mandiri," kata Suharna. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau