Oleh Indiwan Seto Wahju Wibowo
Membiarkan anak bermain "game" sendirian tak aman, apalagi bagi orang tua yang lebih banyak berada di luar rumah, demikian badan pemeringkat perangkat lunak permainan video mengingatkan.
Tidak semua game yang dimainkan anak-anak itu mendidik, bahkan ada game yang dikenal karena kekerasan dan tayangan "seks bebasnya", seperti "Grand Theft Auto" (GTA).
Game berlabel M, alias "mature" atau untuk usia di atas 17 tahun. Di negara asalnya, game itu memang bukan ditujukan untuk anak-anak.
Game itu ditujukan kepada mereka yang berusia 17 tahun, atau orang yang sudah bisa membedakan yang baik mana dengan yang buruk dan menyadri GTA merupakan karya fiksi, bukan realitas yang layak dicontoh.
Presiden ESRB, badan pemeringkat perangkat lunak permainan video, Patricia Vance mengatakan, permainan itu biasanya diminati mereka yang berusia 30 tahun bukan para remaja, karena isinya memang tidak sesuai untuk remaja.
Menurut pendiri "National Institute On Media and The Family" David Walsh Phd, GTA IV banyak berisi kekerasan, penuh pertumpahan darah, para tokohnya sering berbahasa kasar, dan memperlihatkan isi yang mengarah pada seks, agak memunculkan ketelanjangan, dan menampilkan secara terbuka penggunaan alkhohol dan minuman keras.
Persoalannya, apakah di Indonesia katagori game berlabel M ini bisa dipantau? Apakah orang tua di Indonesia sadar bahwa anaknya kurang cukup umur untuk menyaksikan bahkan memainkan tokoh-tokoh yang aktif dalam "game" yang dikatagorikan oleh Softpedia (www.softpedia.com) dengan nilai 9,5 atau terpuji itu "game" untuk dewasa?
Menurut Patricia dan David Walsh, organisasi mereka mendukung dan memberikan informasi kepada orang tua sebelum membeli game yang berlabel M.
"Seharusnya orang tua mencari rating ESRB yang ada di kotak ’game’, yang menyediakan informasi apakah ’game’ ini sesuai dengan usia anaknya atau tidak, karena rating ESRB sendiri sudah menjelaskan isi dari game tersebut secara rinci," ujar Patricia.