SLEMAN, KOMPAS.com - Meskipun masih menyisakan sejumlah masalah, pendaftaran program diploma sekolah vokasi Universitas Gadjah Mada tetap akan berlangsung. Untuk angkatan pertama, program ini direncanakan akan menerima sekitar 3.000 mahasiswa.
Salah satu anggota panitia penerimaan mahasiswa baru program diploma sekolah vokasi Universitas Gadjah Mada (UGM) Budi Wiranta mengatakan, sebanyak 25 program studi (prodi) dibuka yaitu 11 prodi dari kelompok Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan 14 prodi dari kelompok Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). "Daftar ulang gelombang pertama sudah mulai dilaksanakan sejak tanggal 6 Juli dan berakhir pada 10 Juli, sedangkan gelombang kedua dimulai pada 3 Agustus," katanya di Sleman, Rabu (8/7).
Biaya masuk program ini relatif lebih murah dari program sarjana dengan jumlah minimal di mulai dari Rp 2 juta hingga lebih dari Rp 10 juta, tergantung prodinya. Jumlah sumbangan ini lebih murah sekitar 60 persen dari sumbangan di program sarjana.
Menurut Agus, sejumlah permasalahan terkait pembentukan sekolah vokasi ini tengah dibahas oleh tim khusus rektorat. Pembahasan menyangkut perubahan kurikulum, penunjukan direktur, serta kemungkinan mahasiswa dari program ini untuk melanjutkan ke sarjana.
Program ini merupakan pengalihan dari program D-3 yang sebelumnya diselenggarakan di tingkat fakultas. Saat ini, program diploma di sekitar 18 fakultas di UGM berada dalam proses passing out atau tinggal menghabiskan mahasiswa yang tersisa sebanyak lebih kurang 3.000 mahasiswa.
Sejauh ini, pembentukan sekolah vokasi dan penutupan program D-3 di sejumlah fakultas masih menyisakan masalah. Sekitar 3.000 mahasiswa yang tersisa keberatan dengan perubahan status mereka menjadi mahasiswa sekolah vokasi serta tertutupnya kemungkinan untuk melanjutkan ke jenjang sarjana.
"Selain menutup program D3, UGM juga telah terlebih dulu menutup program swadaya atau ekstensi yang biasanya digunakan para mahasiswa D3 untuk melanjutkan kuliah. Kami harap khusus mahasiswa yang tersisa dapat kesempatan melanjutkan sarjana di UGM," kata Sekretaris Garda (Gerakan Mahasiswa Diploma) UGM, Paviolita.
Paviolita mengatakan, sejauh ini belum ada titik temu antara pihak rektorat dan mahasiswa. Sejumlah usaha diplomasi dengan pihak rektorat telah dilakukan sejak Januari lalu, namun tanpa hasil. Karena usaha diplomasi tersebut gagal, mahasiswa D3 UGM berunjuk rasa dan mencoba menghadap Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DI Yogyakarta pada Jumat (3/7). Sejauh ini, usaha ini pun belum membuahkan hasil.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.