Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Joki Tergiur Rp 30 Juta, Kuliah Pun Sirna...

Kompas.com - 23/07/2009, 10:51 WIB

Mereka diiming-imingi imbalan Rp 30 juta per joki oleh Haryadi, aktor intelektualis perjokian asal Makassar, jika berhasil menggolkan si pemakai jasa lolos SNMPTN.

Akibat ketahuan, jangankan uang Rp 30 juta didapat, mereka bahkan harus menombok membayar tiket pesawat. Dan pastinya, mereka terancam dikeluarkan dari kampus mereka.

Bayar Rp 135 Juta
Menurut informasi yang diperoleh, para peserta SNMPTN yang memakai jasa perjokian ini berani membayar Rp 120 juta-Rp 135 juta jika dapat diterima masuk program studi pilihan. Jelas, pemakai jasa adalah orang berduit.

Pengungkapan sindikat besar perjokian SNMPTN ini tidak terlepas dari kepekaan pimpinan Universitas Hasanuddin, Idrus A Paturusi. Idrus curiga mengapa IS ikut kembali tes di SNMPTN tahun ini. Padahal, diketahui dia sudah diterima kuliah di ITB.

IS juga diketahui pernah ikut seleksi jalur mandiri di Unhas tahun 2008 dan lulus tes. Panitia yang curiga lalu mengintainya. Saat ujian kemudian diketahui IS membagi-bagikan lembar jawaban ujian kepada pemakai jasa yang duduk di sebelahnya.

Pola baru perjokian ini, yaitu joki ikut serta dalam ujian, ternyata diikuti sembilan mahasiswa ITB lainnya. Ini pula yang menjawab pertanyaan, bahwa joki yang dipilih adalah mereka yang masih muda-muda. Sebab, mereka bisa ikut SNMPTN lagi. Modus perjokian ini juga diketahui melibatkan orang dalam yang bertugas mengatur tempat duduk peserta ujian.

Kasus perjokian ini sebetulnya adalah pucuk gunung es. Pada saat yang sama terungkap pula dugaan perjokian di Bandung. Modusnya berbeda.

Di kota tersebut, dua peserta ujian didapati membawa peralatan komunikasi canggih, yaitu handsfree yang berwarna sawo matang dan micro chip nirkabel berukuran mini (diameter 0,5 sentimeter) yang dipasang di telinga mereka.

Peserta ujian diketahui berkomunikasi dengan joki yang ada di luar ruangan untuk mendapatkan jawaban soal ujian. Tahun 2005, dugaan perjokian di Bandung juga pernah muncul dengan melibatkan 15 mahasiswa ITB.

Namun, pengungkapannya itu berhenti. Pada 1994, sebanyak 35 mahasiswa ITB dikeluarkan karena terbukti melakukan perjokian.

Daftar Hitam
Dengan ancaman drop out itu, ke-11 mahasiswa ITB yang terbukti menjadi joki tersebut akan menghadapi tantangan besar untuk masa depannya. Widyo Nugroho pun meminta Forum Rektor Indonesia mendaftarhitamkan para mahasiswa ini. Mereka tidak diberi kesempatan lagi kuliah di universitas yang lain.

Menurut Widyo, persoalan mental dan karakter jujur adalah terpenting. Jika hal ini sudah dipahami para mahasiswa, niscaya mereka tidak akan akan ikut perjokian, menjual kemiskinan semata-mata tergiur iming-iming jutaan rupiah.

Seandainya dipahami, siswa-siswa cerdas ini pun tidak akan menjadi keledai, yang masa depannya tergadaikan oleh pihak yang memiliki uang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com