Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Guru Terpencil Belum Terima Honor

Kompas.com - 28/07/2009, 14:10 WIB

Bandung, Kompas - Ratusan guru bantu daerah terpencil di Jawa Barat belum menerima honor bulanan selama hampir dua bulan terakhir. Bahkan status kerja mereka belum jelas hingga kini karena tidak ada kontrak kerja selama setahun terakhir.

Menurut Ketua Guru Bantu Daerah Terpencil (GBDT) Karawang Endang Kartawa, dihubungi Senin (27/7), dirinya dan GBDT Jabar terakhir kali menerima honor mengajar pada Juni 2009. Besar honor itu adalah Rp 750.000 per bulan.

Tersendatnya pencairan honor guru sudah dikhawatirkan sebelumnya. Sebab, pada dasarnya status kerja mereka saat ini mengambang. Surat perjanjian kerja GBDT dari Pemerintah Provinsi Jabar telah berakhir sejak 1 Juli 2008.

"Biasanya, sebelum habis masa kontrak kerja, pertengahan Juni, kami sudah disodori kontrak baru oleh dinas (pendidikan). Nah, hingga kini belum juga ada pengajuan kontrak baru," kata Endang.

Meskipun setahun ini bekerja tanpa dasar kontrak kerja, hingga Juni 2009 honor mereka tetap lancar dibayarkan. Setelah bulan Juni, mereka terpaksa gigit jari karena tidak menerima honor dan kepastian perpanjangan kontrak kerja.

Persoalannya itu sedikit banyak memengaruhi motivasi mereka untuk mengajar. Apalagi, dengan bertugas di daerah terpencil, dibutuhkan biaya operasional yang tidak sedikit untuk membeli bahan bakar kendaraan.

"Tetapi, saya tetap mengajar. Terpaksa berutang dulu dan pinjam dari tabungan anak buat beli bensin," kata Endang. Menurut dia, para guru memang sudah terbiasa hidup dengan kondisi miris, termasuk menghadapi kasus keterlambatan honor.

Kasus tersendatnya pembayaran honor GBDT di Jabar ini juga pernah terjadi tahun 2007. Ketika itu, selama empat bulan para guru tidak menerima honor. Bahkan mereka tidak kunjung menerima honor menjelang Lebaran tiba.

Wakil Ketua Forum Komunikasi GBDT Jabar D Ruswandi juga menyesalkan perihal tersendatnya pencairan honor mengajarnya. "Sudah sedikit honor kami, telat pula," ucap GBDT yang mengajar di SD Cipura, Kecamatan Cikidang, Kabupaten Sukabumi, itu. Berharap jadi CPNS

Meskipun demikian, hingga kini ia tetap semangat mengajar. "Siapa tahu kan ini jadi pertimbangan pengangkatan CPNS (calon pegawai negeri sipil)," ujar guru asal Sukabumi ini.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau