Oleh: Ismarita Ramayanti M.Hum
Kegiatan terjemahan ternyata tidak semudah yang diperkirakan. Cukup banyak hal yang harus diperhatikan. Namun, seorang penerjemah profesional haruslah terus berusaha untuk menghasilkan terjemahan yang berkualitas baik.
Sebagai awalan, berikut lima pedoman sederhana untuk diketahui oleh seorang calon penerjemah. Pedoman ini dikemukakan oleh Anton Hilman (1977) dalam bukunya 'Pedoman Umum Menterjemahkan Tahap I', yaitu:
1. Membaca dengan cermat naskah bahasa sumber
Hal ini dilakukan untuk memahami pesan keseluruhan dan arti setiap kata, berikut juga dengan arti sampingannya. Untuk itu, perlu disediakan kamus yang baik, ensiklopedi, penutur bahasa sumber, dan rekan sekerja. Tujuannya, untuk menghindari hal-hal sebagai berikut:
(a) pemakaian padanan yang kurang tepat
(b) kecenderungan untuk mengubah naskah bahasa sumber
(c) penerjemahan harfiah atas ungkapan yang tidak difahami. Sebab, hal ini akan mengorbankan pesan bahasa sumber, di samping juga menyimpang dari hukum sintaksis bahasa sasaran.
2. Membaca ulang produk terjemahan
Hal ini dilakukan tanpa membandingkannya dengan naskah bahasa sumber. Lakukan selang beberapa saat kemudian sambil mengadakan perbaikan naskah bahasa sasaran agar susunannya lebih lancar, judul sesuai dengan kata, istilah, dan pengertian yang terdapat di dalam naskah bahasa sumber.
3. Membaca kembali produk terjemahan