Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Lupakan Pendidikan di Pedalaman!

Kompas.com - 02/11/2009, 10:24 WIB

Kunci utama keberhasilan suatu proses pendidikan adalah keyakinan guru. Satu keyakinan, bahwa segala yang dilakukannya akan membawa perubahan dan anak didiknya akan menjadi lebih baik melalui proses di sekolah.

Kedua, guru yang ditempatkan untuk mendidik anak-anak dari suku-suku yang terpencil harus menghargai adat dan budaya setempat. Hal itu agar anak tidak merasa dilecehkan dan ditolak dalam sistem pendidikan formal.

Jika perlu, guru harus mendapatkan orientasi budaya sebelum penempatan berupa pemahaman terhadap nilai-nilai dan norma-norma budaya setempat termasuk penguasaan bahasa daerah untuk keperluan sehari-hari. Seringkali, anak-anak di daerah pedalaman dianggap bodoh dan malas, padahal, itu terjadi karena guru kurang memahami dan tidak bisa berkomunikasi dengan anak-anak tersebut.

Memang, bahasa Indonesia digunakan secara resmi sebagai bahasa pengantar dan persatuan. Namun, tidak ada salahnya guru sedikit memahami bahasa daerah sebagai jembatan untuk meraih hati anak-anak dan orang tua serta membantu menguraikan pemaknaan dalam proses pembelajaran.

Tidak perlu ada kecemasan terhadap pelunturan penggunaan bahasa Indonesia akibat pengaruh bahasa daerah. Justru pada saat ini, dengan invasi modernisasi melalui televisi dan internet sampai ke pelosok daerah, keprihatinan yang seharusnya muncul adalah pelunturan dan kehilangan penggunaan bahasa daerah.

Penghargaan terhadap adat dan budaya lokal bukan berarti penerimaan terhadap semua praktik budaya yang mungkin bertentangan dengan nilai-nilai hak asasi manusia dan demokrasi. Kadangkala, ada praktik dan nilai budaya lokal, -misalnya, anak perempuan dinikahkan di bawah usia,-- yang tidak sesuai dengan nilai-nilai universal kemanusiaan. Dalam hal ini, guru perlu bersikap bijak sebagai aktor transformasi dalam masyarakat.

Guru perlu belajar untuk mengembangkan sikap-sikap yang bukan saja tidak konfrontatif agar tidak menimbulkan resistensi dalam masyarakat, tetapi juga bisa membuka wawasan agar ada transformasi nilai-nilai menuju kehidupan yang lebih baik.

Akhirnya, dalam perencanaan dan pelaksanaan proses pembelajaran, guru perlu mengupayakan agar anak bisa melihat keterkaitan antara materi pelajaran dengan kehidupan mereka sehari-hari. Guru perlu mengembangkan repertoar metode pembelajaran termasuk kegiatan, permainan, dan lagu-lagu, serta media pembelajaran yang relevan dengan kondisi setempat.

Ya, anak-anak di daerah pesisir akan lebih termotivasi dan disapa ketika guru mengaitkan materi pembelajaran dengan kehidupan di laut dan ke-nelayan-an anak-anak itu. Demikian pula, berbagai kegiatan bercocok tanam akan menjadi jembatan bagi anak-anak petani untuk memaknai materi dalam kurikulum.

Dr Anita Lie/Fasilitator Pelatihan Guru dan Peraih Doktor Bidang Kurikulum dan Pengajaran dari Baylor University, Texas, Amaeria Serikat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com