Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pendidikan Inklusi Masih Banyak Kendala

Kompas.com - 04/11/2009, 08:56 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Pelaksanaan pendidikan inklusi bagi anak berkebutuhan khusus masih menemui banyak kendala, baik dari sisi kebijakan maupun penerimaan masyarakat. Padahal, setiap individu berhak memperoleh pendidikan sesuai kebutuhannya.

Demikian hal itu terungkap dalam lokakarya ”Pendidikan Inklusi Berkualitas bagi Anak Berkebutuhan Khusus di Indonesia, Brunei Darussalam, Malaysia, Filipina, dan Timor Leste” yang diselenggarakan oleh Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan PBB atau UNESCO, Selasa (3/11) di Jakarta.

Wakil Direktur Kantor UNESCO di Jakarta Robert Lee mengingatkan, tanpa adanya dukungan dari lingkungan positif bagi pendidikan inklusi, maka akan terjadi marjinalisasi di sekolah dan anak berkebutuhan khusus akan tersingkir dari sekolah. Dalam paparan laporan situasi pendidikan inklusi di Indonesia dan Malaysia dikeluhkan, banyak orangtua yang enggan mengirim anak yang berkebutuhan khusus ke sekolah biasa karena khawatir akan mendapat penolakan atau diskriminasi.

”Sebaliknya, orangtua anak normal juga tidak mau anaknya satu kelas dengan anak berkebutuhan khusus karena takut proses belajar anaknya terganggu,” kata Lee.

Raymond Gai Panting dari Divisi Pendidikan Khusus Departemen Pendidikan Malaysia juga mengakui minimnya pemahaman guru dan sekolah terhadap anak berkebutuhan khusus. Penerimaan terhadap anak berkebutuhan khusus bisa terbantu dengan kurikulum yang berpihak pada mereka.

”Kurikulum seharusnya tidak hanya menitikberatkan hasil akademis, namun lebih mempersiapkan anak agar percaya diri,” ujarnya.

Kurikulum inklusi

Dalam lokakarya juga disebutkan banyak negara mendorong kebutuhan pendidikan dasar tanpa memerhatikan isu pendidikan anak berkebutuhan khusus. Kurikulum yang tersusun pun kaku dan kurang tanggap terhadap kebutuhan anak yang berbeda.

Namun, Renato Opertti, Spesialis Program Biro Internasional Pendidikan di UNESCO, mengingatkan pendidikan inklusi tidak kemudian mensyaratkan kurikulum yang terpisah karena itu justru akan menciptakan segregasi.

”Kurikulum pendidikan inklusi harus masuk dalam kurikulum arus utama. Yang penting mengubah cara berpikir para pembuat kebijakan, pendidik, dan masyarakat,” ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkini Lainnya

Dosen IPB Sebut 7 Makanan Manusia yang Tidak Bisa Dimakan Kucing

Dosen IPB Sebut 7 Makanan Manusia yang Tidak Bisa Dimakan Kucing

Edu
Libur Sekolah Total 24 Hari Selama Puasa dan Idul Fitri 2025

Libur Sekolah Total 24 Hari Selama Puasa dan Idul Fitri 2025

Edu
Cek Biaya Uang Pangkal Kedoktean Unsoed Jalur Mandiri 2025

Cek Biaya Uang Pangkal Kedoktean Unsoed Jalur Mandiri 2025

Edu
Beasiswa S1 Gratis ke Singapura, Dapat Tunjangan Hidup dan Asrama

Beasiswa S1 Gratis ke Singapura, Dapat Tunjangan Hidup dan Asrama

Edu
Minat Siswa Belajar Sains Menurun, Wakil Dekan FMIPA UGM Ungkap Penyebabnya

Minat Siswa Belajar Sains Menurun, Wakil Dekan FMIPA UGM Ungkap Penyebabnya

Edu
Beasiswa JIS untuk Siswa Kelas 8-10, Gratis Biaya Sekolah Sampai Lulus

Beasiswa JIS untuk Siswa Kelas 8-10, Gratis Biaya Sekolah Sampai Lulus

Edu
Ramai Tagar KaburAjaDulu, Cek 10 Beasiswa S1-S3 Gratis ke Luar Negeri Tak Wajib Pulang ke Indonesia

Ramai Tagar KaburAjaDulu, Cek 10 Beasiswa S1-S3 Gratis ke Luar Negeri Tak Wajib Pulang ke Indonesia

Edu
Menteri Mu’ti: ASN Harus Kerja Lebih Cerdas dan Inovatif di Tengah Efisiensi Anggaran

Menteri Mu’ti: ASN Harus Kerja Lebih Cerdas dan Inovatif di Tengah Efisiensi Anggaran

Edu
Syarat Nilai Rapor untuk Daftar IPDN dan Jurusannya, Kuliah Gratis Bisa Jadi CPNS

Syarat Nilai Rapor untuk Daftar IPDN dan Jurusannya, Kuliah Gratis Bisa Jadi CPNS

Edu
Kemenag: 39.012 Siswa Daftar Madrasah Aliyah Unggulan Tahun 2025

Kemenag: 39.012 Siswa Daftar Madrasah Aliyah Unggulan Tahun 2025

Edu
Anak Usaha PT KAI Buka Lowongan Kerja Pramugara-Pramugari 2025, Lulusan SMA Bisa Daftar

Anak Usaha PT KAI Buka Lowongan Kerja Pramugara-Pramugari 2025, Lulusan SMA Bisa Daftar

Edu
Pendanaan Riset Kampus Swasta, Mendikti Brian Akan Dorong Industri Investasi Riset

Pendanaan Riset Kampus Swasta, Mendikti Brian Akan Dorong Industri Investasi Riset

Edu
Mendikti Brian Sebut Kampus Vokasi Juga Bekali Sains dan Teknologi

Mendikti Brian Sebut Kampus Vokasi Juga Bekali Sains dan Teknologi

Edu
Tes CBT Masuk MAN Unggulan Berlangsung 2 Hari, Catat Tanggal Pengumumannya

Tes CBT Masuk MAN Unggulan Berlangsung 2 Hari, Catat Tanggal Pengumumannya

Edu
Kemendikdasmen: Pembelajaran Saat Ramadhan 2025 Jangan Membebani Siswa

Kemendikdasmen: Pembelajaran Saat Ramadhan 2025 Jangan Membebani Siswa

Edu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau