Setidaknya, hal itu menjelaskan sedikit dari pertanyaan dalam benak Panji. Setelah beristirahat sejenak, Ayubi dan rekan-rekan Panji berpamitan untuk kembali ke Ibu Kota. Hanya Panji yang akan menetap di sini selama seminggu.
"Ji, kamu akan tahu jawaban bagaimana nantinya kamu akan menjalankan pemerintahan di sini," ucap Ayubi, sebelum meninggalkan Panji.
Hari ke hari
Panji melepaskan kepergian istri dan rekan-rekanya dengan hati yang gelisah. Penduduk di sini berjumlah 1.679 jiwa, terdiri dari 821 laki-laki dan 858 wanita. Setengahnya adalah anak-anak.
Raka, putra Pak Joko, mencoba menjelaskan. Panji kagum akan pengetahuan Raka tentang desanya. Ia meminta Raka untuk menjadi asisten pribadinya, yang akan menemani hari-harinya selama berada di desa itu.
Keesokan harinya, Panji terbangun oleh suara ayam berkokok. Ia bersiap lagi menjalani hari keduanya di Desa Sukoharjo. Tampak Raka sudah berdiri dengan tegapnya di depan kamar. Ia sudah siap menemani Panji, menjelajahi kembali pedesaan ini.
Kebetulan, Raka sedang menjalani liburan sekolah. Ia bebas berjalan-jalan, apalagi ayahnya pun sudah memercayai Panji.
Kemudian, keduanya melangkahkan kaki menyusuri pedesaan. Namun, belum lama kaki keduanya melangkah, pandangan Panji terarah pada anak-anak perempuan yang sedang melenggak-lenggok menari di sebuah pondok kecil.
"Kakak!" seru Raka, memanggil Seruni.
Ternyata, di antara anak-anak itu ada Seruni, kakak perempuan Raka. Panji, yang baru menyadarinya, hanya bisa tersenyum menyapa Seruni.