Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Singapura Jadi Pilot Project Ekspor Buah dan Sayur

Kompas.com - 08/12/2009, 17:57 WIB

MAGELANG, KOMPAS.com - Singapura menjadi pilot project ekspor buah dan sayur. Dengan kondisi negara Singapura yang sering dikunjungi pemodal dan pelaku usaha dari berbagai negara, maka diharapkan, ekspor dua komoditas ini bisa dengan mudah dikembangkan di negara-negara lain.

"Di satu sisi, kita pun tidak akan kehilangan biaya pengangkutan yang terlalu besar karena Singapura relatif dekat dengan Indonesia," ujar Ketua Asosiasi Eksportir Sayuran dan Buah-buahan Indonesia (AESBI) Hasan J Widjaja, saat ditemui di sela-sela acara Pencanangan Peningkatan Daya Saing Ekspor dan Penyebarluasan Informasi Pasar Produk Pertanian di Desa Kaliurang, Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang, Selasa (8/12).

Dipilihnya Singapura sebagai pilot project, menurut Hasan, berangkat dari keprihatinan karena dengan melihat letaknya yang dekat, volume ekspor ke Singapura, justru terbilang sangat kecil. Dari kebutuhan buah dan sayur Singapura sebanyak 1.000 ton per hari, Indonesia hanya mampu memasok sekitar enam persen saja, atau sekitar 60 ton per hari.

"Maka, dengan memfokuskan diri ekspor buah dan sayur ke Singapura, kami berharap bisa mengejar ketinggalan dan mencukupi 940 ton kebutuhan buah dan sayur sisanya," ujarnya.

Dalam pilot project, Hasan mengatakan, pihaknya akan berusaha semaksimal mungkin untuk menaikkan volume ekspor buah dan sayur mencapai 10 persen kebutuhan Singapura pada tahun 2010, dan mencapai 30 persen kebutuhan pada 2014. Untuk semakin meningkatkan volume ekspor, AESBI juga akan menyebarkan informasi tentang sayur dan buah-buahan Indonesia, dalam bentuk brosur dan VCD.

Hal ini perlu dilakukan karena pengetuan masyarakat luar negeri tentang buah-buahan asli Indonesia masih sangat minim. Beberapa importir asal Singapura, sempat bertanya dan kebingungan bagaimana mengupas kulit salak. "Ketika diberi mangga harum manis, mereka pun bingung kapan buah ini siap dikonsumsi karena kulit buahnya tidak kunjung menguning," ujarnya.

Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Departemen Pertanian, Zaenal Bahrudin mengatakan, saat ini, produk buah-buahan tropis yang sedang dikembangkan untuk menjadi salah satu unggulan ekspor nasional adalah salak, mangga, dan manggis.

"Khusus untuk salak, Indonesia tidak memiliki pesaing karena menjadi satu-satunya produsen salak di dunia," ujarnya. Sentra produksi utama salak di Indonesia adalah di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, dan Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta.

Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo mengatakan, pasar luar negeri sangat terbuka terhadap produk buah dan sayur Indonesia. Oleh karena itu, dia pun mengimbau agar masyarakat Jawa Tengah tidak ragu untuk menanam jenis tanaman apa pun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com