Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ujian Nasional Picu Pemborosan Biaya

Kompas.com - 14/12/2009, 18:42 WIB

BANDING, KOMPAS.com - Kebijakan ujian nasional yang menentukan kelulusan siswa dinilai merupakan pemborosan besar. Selain menelan anggaran negara ratusan miliar rupiah, masyarakat juga mengeluarkan biaya tidak sedikit untuk persiapan UN.  

"Merupakan pemborosan untuk sesuatu yang tidak berarti apa-apa dalam peningkatan perkembangan anak. Sebaliknya, UN malah menghambat perkembangan anak. Waktu yang seharusnya digunakan untuk bermain, berkumpul dengan keluarga, habis untuk ini," tutur Wakil Koordinator Education Forum Yanti Sriyulianti, Senin (14/12).

Menurut dia, penyelenggaraan ujian nasional setidaknya menelan anggaran Rp 400 miliar sampai Rp 500 miliar per tahun. "Itu baru yang teranggarkan di pusat. Belum lagi, dana yang muncul di provinsi dan kabupaten/kota. Dana yang keluar di masyarakat juga tidak kalah besar lho," ungkapnya.

Agar anaknya bisa sukses mengiku ti UN, orangtua rela mengeluarkan dana berlebih entah untuk membiayai tambahan pelajaran di bimbingan belajar, les tambahan di sekolah dan pemantapan. Belum lagi, biaya untuk buku-buku pelajaran dan kiat sukses mengikuti UN.

"Bagi mereka yang berasal dari golongan mampu tentunya tidak jadi masalah, persiapan bisa lebih baik. Tetapi, kan tidak bagi yang tidak mampu. Jangankan biaya bimbel, untuk biaya makan dan sarapan guna mengikuti pemantapan tambahan di jam nol dan akhir peljaran saja mungkin sulit," ungkap Ketua Perkumpulan Keluarga Peduli Pendidikan (Kerlip) ini.

Menurut dia, akan lebih baik jika anggaran itu dipakai untuk meningkatkan sarana prasarana pendidikan dan mutu guru yang hingga kini masih belum merata.

Kendala ini dirasakan betul oleh Lukman Abdullah (41) , orangtua siswa yang memiliki dua putri kembar yang tengah bersiap-siap menghadapi UN. Karena keterbatasan biaya, ia tidak memasukkan kedua anaknya ke bimbel. Selain di sekolah persiapan UN dilakukan secara swadaya dengan belajar ekstra di rumah.

Namun, saat ini ia merasa cemas akan kekhawatiran jika salah satu putrinya tidak lulus nantinya. "Bayangkan berapa banyak waktu yang terbuang, rupiah yang hilang jika sampai tidak lulus? Kalau uang berlimpah mungkin tidak jadi soal, tapi kalau sebaliknya bagaimana?" ucapnya khawatir.

Padahal, biaya untuk bimbel setidaknya mencapai Rp 6 juta Rp 12 juta per tahun bergantung pada jenis program, waktu dan lembaganya. Sementara, sebagai pembanding, biaya SPP bulanan di sebuah SMA negeri terfavorit di Kota Bandung hanya Rp 250.000. Artinya, biaya bimbel setahun bisa untuk membiayai SPP hingga tamat sekolah.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com