Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Direct English Kenalkan Persiapan Tes TOEFL Sesungguhnya

Kompas.com - 04/02/2010, 13:40 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Seperti halnya pada Ujian Nasional (UN), kebiasaan buruk orang Indonesia, baik itu pelajar maupun mahasiswa, selalu belajar keras dan dalam waktu yang sangat mepet saat akan menghadapi tes TOEFL. Hasilnya? Banyak yang gagal ketimbang mendapatkan nilai TOEFL yang memuaskan.

Demikian dikatakan Presiden Direktur Edupac Hengki Mardjuki, Rabu (3/2/2010), saat ditemui Kompas.com di lembaga kursus Direct English, yang merupakan perusahaan franchise kursus Bahasa Inggris di bawah bendera Edupac. Hengki mengatakan, sistem belajar keras dan mepet atau kerap disebut juga Sistem Kebut Semalam (SKS) bukan jalan pintas yang tepat untuk menghadapi tes TOEFL yang lamanya hingga tiga jam itu.

"Kurang tidur, tidak konsentrasi, dan akhirnya menimbulkan stres karena harus menjawab semua pertanyaan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya," ujar Hengki.

Untuk menghadapi tes TOEFL (Test of English as a Foreign Language), kata dia, tidak semata belajar listening, writing, speaking, grammar dan sebagainya secara berlebihan. Dia katakan, yang mereka butuhkan hanya taktik dan strategi menjawab semua pertanyaan dalam tes untuk memeroleh skor TOEFL yang memuaskan.

"Untuk itu harus dipersiapkan jauh-jauh hari, khususnya bagi pelajar atau mahasiswa yang ingin melanjutkan studi ke luar negeri. Karena dengan waktu dan perencanaan studi yang teratur menghadapi tes ini, persiapan tes (test preparation) yang mereka butuhkan itu bisa tercapai dengan baik tanpa harus terburu-buru," ujarnya.

iBT TOEFL

Bentuk persiapan tes dan tes TOEFL yang sesungguhnya harus ditampilkan dalam bentuk kurang lebih sama. Sampai akhirnya, kata dia, siswa mengerti, bahwa antara persiapan tes dan tes itu sendiri tak ubahnya seperti dua sisi mata uang logam.

"Untuk itu, kami di sini menjadi satu-satunya yang memberikan praktik tes persiapan yang langsung menggunakan sistem online standar iBT," kata Hengki.

Tak ubahnya dengan PBT (Computer Based Test) TOEFL, iBT juga menggunakan media komputer. Hanya saja, saja sistem tes pada iBT menggunakan saluran internet.

"Sehingga peserta tes bisa langsung berlatih secara online dan menjawab soal-soal tes pun dengan cara online, seperti kondisi sesungguhnya yang akan mereka hadapi sehingga akan terbiasa," kata dia.

Hengki menuturkan, iBT (internet Based Test) TOEFL atau dikenal dengan "next generation" TOEFL merupakan bentuk tes terbaru yang dikeluarkan oleh ETS (Educational Testing Service) yang bermarkas di New Jersey, Amerika Serikat (AS). Dia menambahkan, sistem ini diperkenalkan sejak 2005 atau tepat seiring dengan kehadiran Direct English di Indonesia, sebagai sebuah standar tes international.

"Inti materinya sama, karena memang tes yang akan diujikan adalah reading, listening, speaking serta writing. Di sini pemakaian structure tidak dihilangkan, melainkan dilebur dalam empat kesatuan materi tes yang akan diujikan itu," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau