Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Membangun Jembatan bagi Toleransi di Australia

Kompas.com - 04/02/2010, 22:27 WIB

Beberapa siswa pria yang bukan Muslim, agak terkejut waktu mengetahui bahwa anak perempuan Muslim boleh pergi ke pantai. Murid-murid Kristen juga terkejut waktu mengetahui bahwa murid-murid Muslims dan Yahudi sering mengalami banyak kesulitan dan tantangan dalam menjadi kelompok minoritas di Australia. Hal-hal simpel seperti inilah yang membuat mereka banyak mengetahui hal baru, meningkatkan kesadaran mereka, dan memperluas pandangan mereka.

Setelah itu, makanan akan dihidangkan dalam sesi group dinner. Vegetarian pizza adalah pilihan yang tepat karena hidangan ini adalah satu pilihan yang bisa diakomodasi oleh semua keyakinan yang terlibat dalam program ini (Muslims harus memakan halal food, dan Jews harus memakan kosher food).

Dalam group dinner inilah, terjadi sharing yang lebih dalam lagi. Di sesi ini, para murid meneruskan percakapan dalam setting yang lebih intim dan personal, dibandingkan dengan setting percakapan sebelumnya. Beberapa murid juga mendeskripsikan momen tersebut sebagai pengalaman spiritual mereka yang paling berkesan.

Sebagai hasil dari berbagi cerita yang lumayan intens ini, murid-murid mengambil kesimpulan bahwa mereka tidak akan langsung percaya dengan apapun yang diajarkan kepada mereka, melainkan cari tahu sendiri dan berkaca pada pengalaman mereka sendiri. Untungnya, keluarga murid-murid yang berpartisipasi di program ini biasanya cukup berpikiran terbuka dan sangat mendukung eksplorasi semacam itu (karena partisipasi di program ini adalah secara sukarela). Dengan lebih banyak percakapan dan berbagi pengalaman tentang agama dan keyakinan, banyak murid-murid yang merasa bahwa mereka justru merasa keyakinan yang lebih kuat tentang agama mereka.

Karena tujuan program ini adalah untuk membuat masyarakat dalam sebuah komunitas merasa aman untuk menanyakan pertanyaan-pertanyaan seperti diatas tanpa sebuah program sebagai fasilitator, Father Twigg mengakui bahwa selama program masih berjalan, artinya masih banyak yang perlu dilakukan.

“Keuntungannya secara konkrit masih kita tunggu, tapi hal yang lebih penting adalah sudah ada kemajuan dalam bentuk program yang berjalan untuk mempromosikan dialog yang aman. Program ini telah mengajarkan nilai yang bagus, bukannya nilai-nilai isolasi diri. Kita berharap bahwa Australia bisa menjadi contoh bagus tentang bagaimana orang-orang yang berbeda latar belakang bisa hidup bersama dan mempunyai tujuan yang sama, dan mempunyai cinta dalam kebersamaan” ujarnya.

Father Twigg juga mengakui masih banyak tantangan dalam program ini. “Sulit untuk membuat orang lupa dari mana asal mereka, atau bagaimana mereka pernah diserang hanya karena akar mereka atau penampilan luar mereka. Menghancurkan stereotipe dan prejudices akan mempunyai banyak hambatan. Hambatan ini bisa berupa pertanyaan yang menantang, belajar untuk mengekspresikan pemahaman atau perasaan secara akurat, bicara dengan orang-orang baru, dan menghadapi kritik dari teman-teman sepermainan yang mempertanyakan perlunya berpartisipasi di program-program seperti ini.” Ditambah lagi, program ini tidak menerima bantuan Pemerintah Australia sama sekali.

Walaupun begitu, salah satu kelebihan acara ini adalah antusiasme yang besar dari para peserta. Karena partisipasi di acara ini secara sukarela, maka banyak dari mereka yang benar-benar tertarik dan rela untuk mendedikasikan banyak waktu, usaha, dan pikiran untuk program ini. Komitmen mereka secara nyata bisa dilihat dalam “Creative Day” mereka.

“Creative Day” adalah ketika masing-masing tim melakukan atau membuat karya seni bersama, misalnya sebuah tarian, sebuah lagu, atau drama. Namun, tim dari region Selatan ingin melakukan sesuatu yang berbeda dan memutuskan untuk membangun pagar untuk lahan-lahan petani-petani yang terpengaruh oleh Black Saturday bushfire.

Kegiatan ini mempunyai tujuan yang jelas, dan akan menciptakan sesuatu yang benar-benar sangat berguna untuk komunitas petani. Ide untuk melakukan aktivitas semacam ini mendapat tanggapan yang sangat positif, bahkan daerah yang lain sudah menyatakan niat untuk membuat kegiatan semacam itu untuk selanjutnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com