Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyu Perwita Sebaiknya Dimaafkan

Kompas.com - 09/02/2010, 21:16 WIB

BANDUNG, KOMPAS.com — Tindakan dosen Hubungan Internasional Universitas Parahyangan atau Unpar, Banyu Perwita, yang diduga telah melakukan serangkaian tindakan plagiat atas beberapa artikelnya di media massa adalah sebuah kelalaian. Untuk itu, perlu ada ruang maaf dari masyarakat akademik.

Hal itu diungkapkan sejumlah mahasiswa HI Unpar yang bersimpati terhadap cobaan yang kini menimpa dosennya itu. "Kesalahannya memang fatal, tetapi biarkan ini menjadi pelajaran. Setiap orang kan juga bisa melakukan kesalahan," ujar Theresia (20), mahasiswa Semester VI Jurusan HI Unpar, Selasa (9/2/2010).

Dia menilai, kesalahan yang dilakukan Banyu tidaklah sebesar jasa dan perannya bagi kemajuan pendidikan di HI Unpar. "Orangnya kan baik, komunikatif, sayang saja kalau kariernya hancur seketika. Plagiat itu kan bisa saja dilakukannya pas mungkin lagi stres, banyak tekanan, dan mencoba jalan pintas," tuturnya.

Menurutnya, sayang sekali jika Banyu sampai harus berhenti bertugas sebagai dosen di Unpar. Pendapat senada diungkapkan Reza M Ihsan (21), mahasiswa lainnya. "Ini (plagiat) kan bisa dilakukan siapa saja. Kebetulan, seorang profesor yang melakukannya," ucapnya.

Sebagai salah satu mahasiswanya, ia mengaku bahwa Banyu selama ini banyak membuka cakrawala pemikiran para mahasiswa. "Dia adalah salah satu dosen brilian. Dia banyak mendorong mahasiswa HI untuk open mind dan banyak mengikuti perkembangan yang terjadi di dunia," tuturnya.

Menurut Theresia, yang membuat dia terenyuh, Banyu ternyata secara terbuka telah berani meminta maaf kepada mahasiswanya. "Dia sangat gentle mau minta maaf saat kuliah beberapa hari lalu. Katanya, 'Maafkan saya... Sekarang saya berada di titik terendah," ujar Theresia.

Di dalam Facebook-nya, Banyu juga sempat menuliskan status mengenai permintaan maafnya. Bunyinya, "I do apologize for what I have done... unintentionally ... thanks for all the concerns". Ungkapan simpati pun mengalir dari para rekan-rekan dan mahasiswanya.

Seperti kata pepatah, karena nila setitik, rusak susu sebelanga. Namun, seberat apa pun kesalahan seseorang, sebaiknya jangan pernah dilupakan jasa-jasa baiknya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau