Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mau Otak Encer? Jadilah Orang Aktif

Kompas.com - 17/02/2010, 08:09 WIB

Bila tidak ada masalah atau hambatan dalam pembentukan jaringan saraf (misalnya akibat obat bius, infeksi virus, dan malanutrisi), kecuali karena usia tentu saja, kita perlu sadar bahwa proses penyusutan volume otak bukanlah sesuatu hal yang patut dikhawatirkan.

Tak seperti komputer
Sama seperti organ lain, misalnya otot, bila tidak dilatih penggunaannya, kemampuan otak akan menurun drastis. Sebaliknya, otak yang sering digunakan akan lebih kuat. Tidak seperti komputer yang memiliki keterbatasan, otak justru kian tajam bila diasah dan ditambah data terus-menerus.

Seperti bank data, lapisan atas otak (neokorteks), tempat bersemayamnya inteligensia, terbuat dari 15 juta sel otak yang saling berinteraksi dalam aliran listrik yang bergerak cepat. Setiap informasi yang disimpan di lapisan atas otak segera akan dilapisi oleh cairan otak yang disebut myelin. Myelin berperan penting dalam mengingat kembali data tersebut.

Sama seperti jaringan saraf, makin sering proses mengingat dan berpikir diulang, makin tebal lapisan myelin yang terbentuk. Akibatnya, makin tinggi pula kemampuan untuk mengingat. Bila tidak diulang atau digunakan, lapisan myelin bisa hilang.

Otak kiri dan kanan
Otak memiliki dua belahan, kiri dan kanan. Kedua bagian ini secara biologis memiliki struktur identik dan bekerja harmonis. Namun, fungsinya sangat berbeda dan mengatur bagian tubuh yang berlainan pula.

Otak kiri mengendalikan tubuh bagian kanan dan otak kanan mengendalikan tubuh bagian kiri. Luka pada otak kiri bisa menyebabkan kelumpuhan pada tubuh bagian kanan, dan sebaliknya.

Otak kiri mengurus soal angka, logika, organisasi, dan hal lain yang memerlukan pemikiran rasional, alasan-alasan dengan pertimbangan deduktif dan analitis. Bagian ini digunakan untuk berpikir tentang hal yang sifatnya matematis dan ilmiah.

Sementara otak kanan mengurus wilayah pemikiran abstrak yang penuh imajinasi, misalnya warna, ritme, musik, dan proses pemikiran lain yang butuh kreativitas, orisinalitas, daya cipta, dan bakat artistik. Pemikiran otak kanan lebih santai, kurang terikat oleh parameter ilmiah dan matematis.

Semula kecerdasan hanya dikaitkan dengan penguasaan dalam bidang akademik, yang terbatas pada kemampuan membaca, menulis, dan aritmatika. Padahal, ketiga kemampuan ini adalah kerja otak kiri saja.

Sementara kemampuan melukis, musik, olahraga, dan lainnya tidak dianggap sebagai kecerdasan. Tak heran kalau banyak ahli otak menyatakan, sebagian besar orang tidak mengoptimalkan kemampuan otak mereka.

Sinergi di antara kedua belahan otak ini akan menghasilkan otak sejenius otak orang-orang macam Albert Einstein, Leonardo Da Vinci, Thomas Alfa Edison, Beethoven, dan lain-lain.

Pantas saja kalau penulis buku The Unschooled Mind: How Children Think and How Schools Should Teach (Basic Books, 1991) dan Multiple Intelligences: The Theory in Practice (Basic Books, 1993), Prof Howard Gardner dari Harvard University, menyebutkan bahwa inteligensia manusia itu meliputi inteligensia linguistik, logis matematis, visual spatial, kinestetik, musikal, naturalis, interpersonal, dan intrapersonal.

Kedelapan intelegensi ini bisa dan perlu dilatih sehingga otak kita bisa bekerja optimal. Sudah diberi yang bagus harus dimanfaatkan, bukan? @ Abdi Susanto

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com