KOMPAS.com — Langkah paling awal untuk mengembangkan potensi kecerdasan anak adalah dengan mengenali bakat dan gaya belajarnya. Untuk mengetahuinya, orangtua bisa mengajak anak melakukan analisis sidik jari (fingerprint analysis).
Analisis sidik jari adalah sebuah metode pengukuran dengan pemindaian (scanning) sidik jari anak untuk mengetahui gaya bekerja otak yang paling dominan dalam kaitannya dengan potensi, motivasi, karakter, dan gaya belajar anak.
"Penggunaan alat tes dimaksudkan untuk membantu para orangtua lebih mudah dalam memahami potensi tersebut. Dengan mengenali bakat anak lebih dini, orangtua lebih mudah dalam memberikan stimulus dan pengarahan yang tepat," kata Andrian Benny Hidayat, Direktur PsychoBiometric Research Lab R&D Talent Spectrum.
Ia menjelaskan, saat ini banyak orangtua dan guru yang kesulitan berinteraksi dengan anak sehingga meminta anak untuk belajar bukanlah hal yang mudah. Tidak jarang pula orangtua memaksakan anaknya mengikuti kegiatan les yang tidak diminati anak. "Setiap anak punya bakat, dengan mengenalinya, ini bisa bisa jadi modal awal dalam meraih cita-cita anak," paparnya.
Andrian menegaskan, analisis sidik jari bukanlah sebuah ramalan karena didasari oleh penelitian dan metode alamiah. "Analisa ini juga bukan alat vonis, alat ukur kecerdasan, maupun alat pembanding," paparnya dalam seminar bertema "Analisa Sidik Jari" yang diadakan oleh Frisian Flag di Jakarta, Sabtu (6/3/2010).
Para ahli di bidang ilmu dermatoglyphics (ilmu yang mempelajari pola sidik jari) dan kalangan neuro-anatomi (kedokteran anatomi tubuh) telah menemukan fakta bahwa pola sidik jari bersifat genetis dan telah muncul ketika janin dalam kandungan.
Pola guratan-guratan kulit pada sidik jari, yang dikenal sebagai garis epidermal, ternyata memiliki korelasi dengan sistem hormon pertumbuhan pada sel otak yang sama dengan faktor garis epidermal.
Pada dasarnya metode analisis sidik jari hanya menginterpretasikan potensi dalam diri seorang anak, sedangkan pencapaian hasil kemampuan kecerdasan anak lebih dipengaruhi oleh usaha yang dilakukan oleh anak dengan dukungan dari orangtua, guru, dan lingkungannya.
"Dengan memahami potensi bakat anak, orangtua dapat mengetahui cara terbaik yang dapat dilakukan anak dalam belajar. Selain itu, bakat anak yang menonjol juga dapat dikembangkan dengan tenaga dan biaya, serta dalam waktu yang lebih efisien," papar Andrian.
Selain metode analisis sidik jari, ada beberapa metode lain untuk mengukur kepribadian seseorang, yakni metode psikometri yang mengukur kondisi psikologis seseorang dari aspek perilaku yang dimunculkan. Misalnya, tes IQ, tes bakat minat, tes kepribadian, grafologi, dan tes gambar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.