JAKARTA, KOMPAS.com - Untuk pertama kalinya, dana pendidikan nasional yang dialokasikan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) akan disimpan sebagai dana abadi sehingga pemerintah memiliki dana beasiswa yang terus tersedia.
Dana abadi yang dialokasikan dalam APBN 2010 senilai Rp 2,4 triliun. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan hal itu di Jakarta, Senin (8/3/2010), saat memimpin jumpa pers terkait Perkembangan Ekonomi Terkini dan Rancangan APBN Perubahan 2010.
Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Anny Ratnawati menyebutkan, pada APBN-P 2010 akan ada tambahan anggaran belanja pendidikan nasional sebesar Rp 11,869 triliun. Anggaran itu akan dibagi-bagi menjadi tiga bagian.
Pertama, menambah anggaran pendidikan yang dialokasikan langsung pada kementerian dan lembaga nonkementerian Rp 9,35 triliun. Kedua, transfer ke daerah Rp 119 miliar. Ketiga, dana abadi pendidikan Rp 2,4 triliun.
Menurut Anny, dana abadi tersebut akan dialokasikan untuk mendanai anggaran beasiswa. Pilihan program beasiswa sebagai sasaran penggunaan dana abadi ini karena pemerintah ingin menunjukkan pertanggungjawabannya atas pengelolaan anggaran pendidikan yang terus meningkat setiap tahunnya.
"Penggunaan dana abadi ini akan dikelola oleh sebuah Komite Pendidikan yang pembentukannya masih dalam proses persiapan," ujarnya.
Di tempat yang sama, Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan Rahmat Waluyanto mengatakan, salah satu opsi penempatan dana abadi pendidikan tersebut adalah menginvestasikan pada Surat Berharga Negara (SBN). Investasi di SBN sudah dilakukan sebelumnya oleh Kementerian Agama yang menempatkan Dana Abadi Umat (DAU) dan Dana Haji dalam obligasi negara dengan nama Surat Dana Haji Indonesia (SDHI) sejak 2009.
Dana penelitian
Secara terpisah di Yogyakarta, Wakil Menteri Pendidikan Nasional Fasli Jalal mengatakan, Kementerian Pendidikan Nasional mengalokasikan dana Rp 625 miliar untuk penelitian tahun 2010. Prioritas penelitian untuk perubahan iklim karena dampaknya dirasakan langsung masyarakat.
Empat bidang penelitian memperoleh perhatian utama terkait hal ini, yakni pangan, energi alternatif, pengelolaan sumber air, dan keanekaragaman hayati. "Proposal penelitian pada empat bidang itu akan memperoleh bobot penilaian lebih besar," kata Fasli Jalal seusai konferensi internasional perubahan iklim dan peran perguruan tinggi untuk mengatasinya di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Dari total dana penelitian Rp 625 miliar, sebanyak Rp 400 miliar dikelola Ditjen Pendidikan Tinggi, sedangkan Rp 225 miliar lainnya dibagikan ke sejumlah badan penelitian. (OIN/IRE)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.