Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buku "Banjir Kanal Timur, Karya Anak Bangsa" Diluncurkan

Kompas.com - 11/03/2010, 13:51 WIB

Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto merasa bangga dengan BKT karena ini merupakan karya bangsa Indonesia, mulai dari otak, otot, dan dana (APBN dan APBD).

"Saya harus bangga dengan proyek BKT ini karena perencana dan konsultan dari Indonesia, pengawas Indonesia, kontraktor Indonesia kecuali satu Joint Operation dari Taiwan, tapi leader tetap kontraktor Indonesia. Jadi BKT ini hasil otak Indonesia, otot Indonesia, dan kantong Indonesia," kata Djoko Kirmanto (halaman 212).

Gubernur Fauzi Bowo mengatakan, Prmprov DKI akan menjadikan BKT semacam promenade, show window daerah aliran sungai (DAS) di Jakarta. "Kami akan menyediakan ruang terbuka hijau di sepanjang BKT. Di jalan inspeksi akan dibangun jalur khusus untuk jogging dan jalur khusus sepeda.

"Bayangkan, ada 23,5 km jalur sepeda yang bisa dilalui dengan nyaman. Kalau bolak-balik sudah 47 km. Ini nilai tambah, yang Insya Allah akan dapat dinikmati warga Jakarta," kata Fauzi Bowo (halaman 218).

Pemerhati masalah sumber daya air, R Zainuddin mengingatkan, jika Pemprov DKI tidak melakukan normalisasi sungai, dan kemudian terjadi banjir, jangan BKT yang menjadi kambing hitam.

"BKT boleh saja sudah rampung dibangun, tapi bila normalisasi lima sungai belum dikerjakan, jangan heran jika suatu saat muncul genangan akibat luapan lima sungai tersebut," ungkap Zainuddin (halaman 244).

Direktur Utama PT Pembangunan Jaya Ancol Budi Karya Sumadi mengungkapkan, pernah terlintas dalam benaknya, apa mungkin BKT bisa diwujudkan.

"Mengapa saya berpikir seperti itu? Pengalaman saya melakukan pembebasan tanah, urusannya complicated. Masalah sosialnya besar. Karena itu buku Banjir Kanal Timur Karya Anak Bangsa ini layak dibaca karena memuat seluk-beluk berbagai persoalan sosial yang dihadapi dalam pembangunan BKT dan upaya penyelesaiannya," kata Budi (halaman 262).

Warga Jakarta Timur, Dini Priadi mengakui manfaat BKT mulai terasa. "Kalau dulu sebelum BKT dibangun, seringkali ada genangan saat hujan deras turun, yang berdampak pada kemacetan lalu lintas yang relatif lama. Sekarang setelah BKT dibangun, saya sebagai pengguna jalan merasakan genangan di jalan cepat surut sehingga tidak menganggu kelancaran lalu lintas," kata Dini (halaman 264).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com