Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Situs Sriwijaya Terbengkalai

Kompas.com - 18/03/2010, 03:51 WIB

”Dua tahun lalu, prasasti dipindah ke pelataran Museum TPKS bersama-sama benda sejarah lainnya seperti makara Jambi, lapik atau tempat dudukan arca, dan arca gajah dari Muaro Jambi,” kata Budi.

Menurut Nurhadi, sejak tahun 1990, Museum TPKS dirancang sebagai pusat informasi Sriwijaya. Ide pendirian gedung pusat informasi Sriwijaya sebenarnya lebih dulu timbul dibandingkan dengan Pusat Informasi Majapahit yang saat ini dibangun di Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.

”Untuk itu, perlu ada tokoh yang mendorong agar rencana pembangunan TPKS segera diwujudkan,” ungkapnya.

Keberadaan TPKS sangat penting mengingat Sriwijaya adalah kerajaan maritim yang wilayahnya meliputi kawasan Asia Tenggara bahkan sampai ke Madagaskar. Armada kapal angkatan laut Sriwijaya menguasai jalur perdagangan Asia Tenggara. Sriwijaya juga menjadi pusat agama Buddha.

Bukit Siguntang

Kondisi memprihatinkan juga terlihat saat mengunjungi Bukit Siguntang. Hal itu terlihat antara lain dari jalan menuju lokasi makam dan bangunan utama yang dipenuhi lumut. Jika tidak hati-hati, pengunjung bisa tergelincir. Di sekeliling bukit, rumput ilalang tumbuh subur, pertanda situs tersebut nyaris tak terurus.

Menurut Budi, sungguh sayang apabila tempat bersejarah seperti Bukit Siguntang, yang menjadi simbol utama Kerajaan Sriwijaya, memiliki nasib yang tidak seharum namanya pada zaman dahulu.

Di tempat itu ditemukan berbagai peninggalan sejarah penting seperti Arca Budha Sakyamuni berukuran besar yang mengenakan jubah. Kini, arca disimpan di Museum Badaruddin II. Sebelumnya, tubuh badan dan kepala arca ini terpisah. Kepala ditemukan lebih dulu dan disimpan di Museum Nasional, sementara badan disimpan di Museum Badaruddin.

Ketua Majelis Buddhayana Indonesia Sumatera Selatan Darwis Hidayat miris dengan kondisi itu. Dia mengaku pernah berinisiatif membangun sendiri tempat sembahyang. Namun, gagasan ini diambil pemerintah dan jadilah tempat sembahyang seperti yang ada sekarang ini.

Budi Utomo juga menyayangkan munculnya dua bangunan pendukung yang difungsikan sebagai pelataran istirahat. Bangunan itu justru merusak keasrian situs. Ia pun mengusulkan agar Arca Budha Sakyamuni dikembalikan ke tempatnya semula di Bukit Siguntang demi menjaga kelestarian sekaligus kesakralan lokasi situs.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com