Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembangunan Pendidikan di Jawa Barat

Kompas.com - 25/03/2010, 13:42 WIB

Landasan historis

Sesuai pemantauan mengenai kondisi masyarakat, ternyata masyarakat belum puas dengan upaya peningkatan IPM yang telah dilakukan dengan langkah-langkah atau aksi konkret tersebut. Karena itu, kiranya perlu digagas terobosan yang dilakukan pemerintah daerah mengenai langkah/aksi konkret tersebut. Terobosan itu di antaranya menggagas pembangunan pendidikan yang dikaitkan dengan landasan historis yang merupakan falsafah dan komitmen sesepuh Jabar tempo dulu.

Pentingnya keterkaitan tersebut adalah untuk memperoleh dukungan spirit dari masyarakat dan kesesuaian dengan keteguhan apa yang menjadi way of life masyarakat Jabar. Dengan demikian, program yang diluncurkan akan dirasakan bermakna serta sesuai dengan kondisi masyarakat dan lingkungannya.

Mengacu pada landasan historis masyarakat Jabar, paling tidak program strategis pembangunan pendidikan mengedepankan tiga ciri. Pertama, jenis pendidikan yang disediakan lebih banyak menyangkut pertanian. Program pembangunan pendidikan pun cenderung berbasis pertanian yang dirancang dari pendidikan akademis dan profesi untuk keperluan produk pertanian hulu, seperti industri manufaktur pertanian, industri berat alat pertanian, agrobisnis, jasa pertanian, dan perdagangan hasil pertaniannya.

Selain itu, pendidikan keahlian, vokasional dan tenaga menengah, serta kursus keterampilan dan pelatihan untuk keperluan produk pertanian hilir, seperti bentuk penyuluhan pertanian, pendampingan usaha produk pertanian mikro, kecil, dan menengah. Bahkan, dilengkapi juga dengan pendidikan usaha dampak pertanian, seperti tenaga wisata pertanian dan wisata alam.

Kedua, tempat dan lingkungan pendidikan berorientasi pada iklim religius. Tempat pendidikan diarahkan menjadi sentra religius. Bahkan, memprogramkan pembangunan satelit pendidikan berfokus tempat ibadah yang menyelenggarakan pendidikan formal ataupun nonformal. Sehubungan dengan itu, pada model sekolah ala masyarakat luar yang akan didirikan di masyarakat sebaiknya dilakukan kalibrasi terlebih dahulu oleh aparat berwenang (Kementerian Pendidikan Nasional/Dinas Pendidikan) sampai sesuai dengan kondisi masyarakat.

Ketiga, pendidikan khusus dirancang sedemikian rupa sesuai dengan adat-istiadat masyarakat pertanian. Contoh, pendidikan kesenian yang diajarkan kepada siswa didahului dengan pembentukan sikap mengenai seni yang erat kaitannya dengan budaya masyarakat, seperti seni Sunda dan alat kesenian Sunda. Pendidikan olahraga dan jasmani mengedepankan bentuk yang hidup dan berkembang di masyarakat, seperti bela diri pencak dan sepak bola.

Perguruan tinggi penyelenggara pendidikan tenaga kependidikan dapat mengacu pola pikir dari esensi adat-istiadat masyarakat, seperti guru ratu wong atua karo. Diharapkan, pada gilirannya guru di sekolah berupaya menciptakan iklim pendidikan berorientasi "memanusiawikan manusia".

Selain itu, sekolah pun dapat mengedepankan budaya masyarakat ke arah musyawarah mufakat, gotong royong, dan demokrasi. Dengan demikian, dapat tercipta kondisi masyarakat yang dinamis dengan dasar kerukunan, kemitraan, komitmen bersama, penuh keimanan, dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. OONG KOMAR Guru Besar Universitas Pendidikan Indonesia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com