Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mau Jadi Pilot, ke Buleleng Aja!

Kompas.com - 11/08/2010, 12:08 WIB

Saat dibuka tahun lalu, akademi milik pengusaha Robby Djohan ini menjalin kerja sama dengan PT Garuda Indonesia. Setelah lulus dari BIFA, Rizky dan kawan-kawan akan mengikuti pendidikan lanjutan selama tiga bulan bersama instruktur Garuda Indonesia. Pendidikan ini akan mengarahkan calon penerbang pada tipe-tipe pesawat komersial baru, seperti Boeing 737 NG dan Airbus.

Michael berpendapat, kesempatan menjadi pilot saat ini cukup terbuka. Informasi tentang sekolah penerbangan juga dapat diakses melalui internet. Calon pilot terbuka bagi siapa saja, tidak dibatasi usia. Pendidikan di BIFA bisa diikuti oleh lulusan SMA dan sarjana.

”Faktor terpenting, menguasai Matematika, Fisika, dan bahasa Inggris,” kata Michael.

Pelajaran itu wajib dikuasai karena pilot dituntut membuat perhitungan yang cepat dan tepat terkait bahan bakar, jarak tempuh, dan besar sudut yang dibutuhkan untuk mendarat. Sementara Bahasa Inggris dibutuhkan untuk menguasai standar operasional prosedur internasional.

Calon penerbang juga harus lulus psikotes karena pilot harus tahan terhadap tekanan. Menurut Chief Executive Officer BIFA Wiradharma Oka, BIFA menyiapkan tempat pendidikan dan tenaga pengajar asing guna menghasilkan pilot andal.

Para siswa wajib tinggal di asrama seluas 7.000 meter persegi di Desa Sumberkima, Buleleng, Bali. Di depan akademi yang terletak sekitar 120 kilometer arah utara Denpasar ada Bandara Letkol Wisnu. Bandara dengan panjang landasan 660 meter dan lebar 18 meter itu digunakan para siswa BIFA untuk berlatih mengendarai pesawat.

Dalam menggunakan 11 pesawat latih jenis Cessna 172, para siswa didampingi sejumlah instruktur dari luar negeri, seperti Australia, Amerika Serikat, Kanada, Italia, dan Inggris.

”Kami berharap BIFA mampu berperan serta mengatasi kendala industri penerbangan komersial di Indonesia yang kekurangan penerbang,” katanya.

PPL dan CPL

Saat ini dibutuhkan 400 penerbang nasional tiap tahun. Sekolah penerbangan di Indonesia hanya mampu menghasilkan sekitar 200 calon pilot setahun.

Ada dua jenis pendidikan bagi calon pilot di BIFA, yakni private pilot license (PPL) dan commercial pilot license (CPL).

Untuk mendapatkan PPL, calon penerbang wajib menjalani 300 jam teori dan 55 jam praktik. CPL diperoleh lewat 550 jam teori dan 140 jam praktik. Biaya untuk bersekolah di BIFA hingga selesai mencapai 58.000 dollar AS atau sekitar Rp 522 juta (1 dollar AS setara Rp 9.000).

”Namun, orangtua hanya perlu membayar 50 persen. Sisanya dicicil siswa setelah bekerja,” kata Oka. (ASWIN RIZAL HARAHAP)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com