JAKARTA, KOMPAS.com — PMT-AS (Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah) adalah program perbaikan asupan gizi peserta didik di jenjang TK (taman kanak-kanak)/SD (sekolah dasar) dan RA (raudhatul atfal)/MI (madrasah ibtidayah) bagi daerah-daerah tertinggal. Selain meningkatkan gizi, program ini pun berguna untuk mengenalkan anak-anak dengan makanan yang sehat dan bergizi.
"Ini sebagai bagian dari komitmen untuk mencerdaskan anak didik kita," ucap Mohammad Nuh saat launching Program Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMT-AS) TK/SD dan RA/MI, Jumat (13/8/2010) di Gedung Kementerian Pendidikan Nasional, Jakarta.
Dijelaskannya, persyaratan makanan tambahan tersebut dipersyaratkan mengandung 10-20 persen kalori dari kebutuhan kalori dan protein siswa serta mengandung energi 300 kilokalori dan lima gram protein. Selain itu, makanan juga harus terjamin kesehatannya, dan cita rasanya disesuaikan dengan target penerimanya.
"Besarnya dana PMT-AS untuk tiap peserta didik per kali makan dengan kandungan kalori yang telah ditentukan termasuk ongkos masak, sebesar Rp 2.250 untuk WIB, dan sebesar Rp2.600 untuk WIT," tuturnya.
Diungkapkannya, bahan makanan yang digunakan untuk PMT-AS adalah hasil atau produk lokal. Ini sebagai salah satu program yang tidak hanya ingin meningkatkan gizi anak, tetapi juga menggerakkan ekonomi lokal dengan memanfaatkan produk lokal.
"Total anggaran yang disiapkan sebesar Rp 218 miliar berasal dari APBNP dengan kelompok sasaran siswa TK/SD sebanyak 1,2 juta dan jenjang RA/MI 185.000 murid," paparnya.
Ditambahkan oleh Fasli Djalal, Wakil Menteri Pendidikan Nasional, Kementerian Pendidikan Nasional mendanai PMT-AS siswa TK/SD dan Kementerian Agama mendanai PMT-AS RA/MI. " Untuk dana selama satu semester ini, Kementerian Pendidikan sebesar Rp 218 miliar dan Kementerian Agama sebesar Rp 32 miliar."
Dijelaskannya, pelaksanaan PMT-AS akan menjadi tanggung jawab sekolah, guru UKS (Unit Kesehatan Sekolah), Komite Sekolah, dan Tim Penggerak PKK Desa/Kelurahan di bawah pengawasan Tim Koordinasi PMT-AS Kecamatan. "Nanti uangnya langsung dikasihkan ke rekening sekolah karena nanti sekolah yang akan merencanakannya, bagaimana menunya. Jadi nanti dikirim ke sana," lanjutnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.