Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Digelar, Olimpiade Penelitian Siswa 2010

Kompas.com - 31/08/2010, 10:59 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) 2010 telah memasuki tahap awal, yakni proses penyeleksian naskah penelitian. Sebanyak 983 makalah yang diterima oleh Subdit Kesiswaan Direktorat Pembinaan SMA Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas) telah diseleksi oleh tim juri pada 20-22 Agustus 2010.

Dari 983 makalah tersebut telah diperoleh 95 makalah terbaik yang akan diundang ke Jakarta untuk mengikuti pameran poster dan presentasi penelitian. Dari bidang sains dasar terdapat 30 makalah, sains terapan 40 makalah, serta bidang IPS dan humaniora 25 makalah.

"Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia merupakan format baru dan penyempurnaan dari kegiatan Lomba Penelitian Ilmiah Remaja (LPIR). Tahun ini adalah kali kedua pelaksaan OPSI sebagai wahana pengembangan dan kompetisi bagi siswa SMA yang bertujuan untuk memotivasi siswa melakukan penelitian," ujar Kepala Seksi Bakat dan Prestasi Siswa-Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Kemdiknas, Suharlan, kepada Kompas.com di Jakarta, Selasa (31/8/2010).

OPSI 2010 diawali dengan seleksi makalah, menampilkan hasil penelitian melalui poster dan pameran serta mempresentasikan hasil penelitian tersebut. Makalah yang terseleksi sesuai dengan kriteria penilaian yang disepakati, kata Suharlan, akan diikutsertakan pada tahap kompetisi selanjutnya.

"OPSI diharapkan mampu menjaring siswa berbakat dan memiliki kemampuan dalam bidang penelitian, menumbuhkembangkan budaya meneliti di kalangan siswa SMA, dan memotivasi siswa SMA untuk berkreasi dalam berbagai bidang ilmu sesuai dengan minat dan bakatnya serta mendapatkan hasil penelitian yang orisinil, berkualitas, dan kompetitif," kata Suharlan.

Dia menambahkan, OPSI juga diharapkan menjadi pintu gerbang prestasi para siswa di kancah internasional. Menurut dia, hal ini sudah diatur dalam Peraturan Mendiknas Nomor 34 dan 38 tentang pembinaan prestasi peserta didik.

"Ini untuk menghindari kompetisi-kompetisi internasional tanpa melalui proses seleksi secara terbuka yang hanya menunjuk dan membina sekolah-sekolah tertentu," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com